Paragraf menjadi salah satu bab dari sebuah ihwal/bacaan. Sebuah goresan pena yang bermutu tergantung dari pengembangan setiap paragraf-paragrafnya. Memahami kaidah paragraf demi menciptakan goresan pena yang bagus terang sekali urgensinya. Paragraf dibentuk dengan mengembangkan suatu gagasan utama. Paragraf terhimpun atas beberapa kalimat yang bertautan membentuk suatu ide ataupun gagasan. Pengertian paragraf berdasarkan KBBI yakni bab bagian dalam suatu karangan yang umumnya mengandung satu pandangan baru pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Paragraf kadang-kadang disebut dengan alenia yang tersusun dari satu kalimat utama (gagasan pokok) dan beberapa kalimat penjelas (ide penjelas). Hanya ada satu inspirasi pokok/pemikiran utama dalam suatu paragraf dimana kalimat penjelas berisi klarifikasi/rincian dari kalimat utama. Tagiran (2005 : 1) berpendapat bahwa sebuah tulisan yang utuh, fungsi pokok paragraf adalah: sebagai tanda pembukaan pemikiran baru, pengembangan untuk wangsit sebelumnya dan selaku pemfokusan terhadap ide yang sudah diungkapkan sebelumnya. Menurut Tarigan (2005:3) syarat yang harus dimiliki suatu paragraf selaku berikut : Adanya Kepaduan Paragraf Adanya Kesatuan Paragraf Adanya Kelengkapan Paragraf Paragraf dibagi beberapa macam, ialah jenis paragraf menurut sifat dan tujuannya (fungsi), jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat khususnya (tempat) dan jenis paragraf berdasarkan kontennya (isi) : Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya Jenis jenis paragraf bergotong-royong ada banyak, yang pertama kita bahas berdasarkan sifat dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu : 1. Paragraf Pembuka Paragraf ini letaknya di awal suatu wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum memasuki isi dan inti karangan, paragraf ini mengantarkan dan merencanakan fikiran pembaca supaya lebih konsentrasi, serta isinya mempengaruhi pembaca biar terpesona melanjutkan isi bacaan. Contoh paragraf pembuka : “Besok internet mendatangi desa kita. Internet menciptakan kita melihat dunia. Internet juga mampu menyampaikan surat ke teman kita di pulau seberang, bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah suara iklan layanan masyarakat yang mampu disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa mengenali kondisi roket yang tengah diuji di angkasa luar. Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting goresan pena karya kita. Bahkan, kita pun dapat berbicara sambil memandang sahabat pena yang berada di Australia melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan komputer, kita mampu menggunakan akomodasi chatting, browsing, gaming, atau surfing. 2. Paragraf Penghubung Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada suatu karangan. Paragraf ini menampung isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah goresan pena. Sifat dari paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dll. Contoh paragraf penghubung : Meskipun begitu jangan lupa bahwa erat dengan internet terdapat hukum yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui hukum bermainnya, berteman dengan internet mampu merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan anak, lalu orang tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa duit kalau ingin anaknya dikembalikan. Ternyata sesudah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari hobi anak kepada internet mirip chatting. Anak tersebut tanpa sadar menawarkan identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sungguh mungkin mengingat chatting tidak mampu melihat sahabat yang di ajak berbincang secara konkret alias maya. Supaya peristiwa tersebut tidak terulang, terlebih menimpa diri kita, maka semestinya kita mengikuti aturan berikut: Jangan memberi data langsung ke seseorang yang tidak kita kenal Jangan pergi sendirian saat ingin bertemu dengan sahabat chatting Tidak malu untuk bertanya kepada orang renta/kakak Jangan mengakses sembarang situs Jangan lupa log out atau sign out akun ketika tamat Hati-hati terhadap virus di software tertentu Buatlah akad dalam penggunaan internet 3. Paragraf Penutup Paragraf epilog ialah paragraf yang letaknya di tamat sebuah sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai epilog pada sebuah karangan. Paragraf ini menawarkan goresan pena telah berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar final. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan. Contoh paragraf penutup : Hal – hal di atas tidak sukar untuk dilaksanakan cuma perlu kesadaran, kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dikerjakan, internet akan sungguh berkhasiat bagi kehidupan, terutama diri kita. Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utamanya 1. Paragraf deduktif Paragraf deduktif yakni paragraf yang posisi ide pokok atau kalimat utamanya di permulaan suatu paragraf dan bersifat deduksi. Kata deduksi asalnya dari bahasa latin : deducere, dedectum deduxi, yang artinya “menuntun ke bawah”; ataupun ‘menurunkan’; deductio artinya ‘penuntun atau pengiriman’. Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, kemudian dijabarkan dan dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya khusus tersebut dapat berupa detail, penjelasan, bukti-bukti maupun teladan-pola. Karena paragraf tersebut dikembangkan dari pernyataan yang umum lalu mengemukakan pernyataan – pernyataan yang sifatnya khusus, mampu kita dibilang bahwa penaralan paragraf deduktif tersebut dari lazim ke khusus. Contoh perihal yang memakai paragraf deduktif: Zaman sekarang kebudayaan Indonesia sudah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan kisah Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun yang lain yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-akil balig cukup akal yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman daripada dongeng orisinil tempat seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menggemari kartu remi, puzzle UNO, dan permainan yang lain dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli tempat kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. 2. Paragraf induktif Paragraf induktif ialah paragraf yang posisi ide pokok atau kalimat terutama di akhir suatu paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa latin : duxi, ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah induksi mampu diterangkan dengan metode pedoman yang berasal dari hal yang khusus untuk menentukan akhir atau aturan di final paragraf. Karena kalimat-kalimat atau pernyataan khusus dapat berupa klasifikasi dan contoh-acuan, dan pernyataan biasa itu berupa hukum atau akhir, sehingga paragraf induktif berkembang dari teladan dan rincian menjadi simpulan. Contoh perihal yang memakai paragraf induktif : Tidak mampu dipungkiri bahwa fenomena yang kini sedang meningkat yakni dongeng – dongeng dari mancanegara lebih familiar bagi bawah umur diantaranya cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun yang lain yang ditayangkan di televisi. Begitu pun akil balig cukup akal-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita orisinil kawasan seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer sampai game online daripada permainan orisinil daerah kita mirip engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan luar lebih digemari dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para akil balig cukup akal Indonesia. 3. Paragraf deduktif-induktif Paragraf deduktif-induktif ialah perpaduan antara paragraf deduktif dengan paragraf induktif. Paragraf deduktif-induktif ini, posisi pemikiran pokok atau kalimat khususnya di awal dan akhir sebuah paragraf. Sebuah perihal yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat umum di awal paragraf dan simpulan paragraf sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat simpulan) sifatnya khusus berupa detail atau teladan-teladan. Contoh tentang yang menggunakan paragraf deduktif-induktif: Zaman kini kebudayaan Indonesia sudah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan mancanegara. Anak-anak sungguh gemar dengan dongeng Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-cukup umur yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film mirip Spiderman, Harry Potter, Batman daripada cerita orisinil daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menggemari kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer sampai game online dibandingkan dengan permainan orisinil daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa kebudayaan luar lebih diminati dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para cukup umur Indonesia. 4. Paragraf Ineratif Paragraf ineratif ialah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf dan final paragraf isinya berupa detail atau teladan-acuan sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat permulaan dan kalimat tamat) sifatnya lazim. Contoh perihal yang memakai paragraf ineratif: Anak-anak zaman kini lebih gemar dengan dongeng Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun yang lain yang ditayangkan di televisi. Begitu pun dewasa-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film mirip Spiderman, Harry Potter, Batman. Budaya orisinil indonesia telah berangsur-angsur punah. Cerita asli tempat seperti Malin Kundang Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya secara senggaja ditinggalkan. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita mirip engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Jenis Paragraf Berdasarkan Kontennya Jenis jenis paragraf menurut kontennya sungguh banyak digunakan, khususnya bagi anda yang ingin menjadi jurnalis. 1. Paragraf naratif Paragraf naratif ialah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis ihwal narasi. Narasi yakni tipe perihal yang berisi insiden atau cerita. Secara etimologis, naratif berasal dari bahasa latin yakni narrare memiliki arti menceritakan atau bercerita, narratio mempunyai arti penceritaan serta narrativus memiliki arti bersifat penceritaan. Contoh tentang yang memakai paragraf naratif : Pak Rudi yaitu salah satu guru honorer di Kabupaten Grobogan yang setiap hari mengajar di Sekolah Dasar N 1 Karangrejo. Pekerjaan tersebut tetap dia lakukan sampai siang hari. Dari pekerjaannya sebagai guru honor tersebut ia hanya menerima balas jasa sebesar Rp. 500.000,00, sesuai UMP guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh keikhlasan demi mengamalkan ilmu-ilmunya. 2. Paragraf deskriptif Paragraf deskriptif ialah paragraf yang kontennya bekerjasama dengan jenis tentang deskripsi. Wacana deskripsi adalah tipe perihal yang berisi penggambaran atau pemaparan dengan terperinci, rinci dan lengkap perihal sebuah hal, baik seseorang, situasi, benda, daerah, sifat, hewan maupun tanaman tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahsa latin adalah describere berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau penggambaran. Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan sesuatu secara lengkap, cermat dan terperinci. Sehingga pembaca menerima gambaran terperinci tentang hal yang diceritakan. Contoh tentang yang memakai paragraf deskriptif : Langit Grobogan mulai jelas. Walau jalan raya sempit, tidak sedikit kendaraan yang memadatinya dan terdengar menderu. Anak sekolah memdominasi jalanan tersebut. Pekerja pun turut meramaikan jalanan dengan tergesa-gesa. Perlahan hiruk pikuk kendaraan di jalan menyusut sampai siang hari. Meskipun jalanan sempit tetapi pepohonan di sekitar jalanan meneduhi para pengguna jalan. 3. Paragraf ekspositori Paragraf ekspositori yaitu paragraf yang kontennya berafiliasi dengan jenis ihwal ekspositori. Wacana ekspositori ialah tipe tentang yang berisi penjelasan, membentangkan dan pemaparan akan sesuatu, sehingga pembaca memdapatkan wawasan dan wawasan yang sudah disampaikan penulis. Ekspositori berasal dari bahasa latin adalah exponere yang bermakna membentangkan atau memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan acuan, proses atau bukti-bukti aktual terhadap sesuatu. Contoh perihal yang memakai paragraf ekspositori : Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten terluas urutan kedua di Provinsi Jawa Tengah setelah Cilacap. Awalnya kabupaten Grobogan beribukota di Kecamatan Grobogan namun kemudian berpindah ke Kecamatan Purwodadi. Makanan khas tempat ini yaitu becek. Beberapa daerah rekreasi yang bisa kita datangi di Kabupaten Grobogan diantaranya Kedung Ombo, Pemandangan Jatipohon, api kekal mrapen dan Bledug Kuwu. 4. Paragraf argumentatif Paragraf argumentatif yaitu paragraf yang kontennya berafiliasi dengan jenis ihwal argumentasi. Wacana argumentasi yakni tipe ihwal yang berisi pendapat, pembuktian, pendirian, pemikiran , alasan , dasar atau hujah kepada sesuatu. Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere mempunyai arti membuktikan atau meyakinkan seseorang dan argumentatio mempunyai arti pembuktian. Dalam membuatkan paragraf ini, penulis menyebabkan pembaca yakin dengan menyertakan bukti aktual sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga pembaca dapat menyakini argumen penulis. Contoh perihal yang memakai paragraf argumentatif : Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di kawasan Grobogan terutama terjadi di kota purwodadi. Kendaraan bermotor menjadi sumber utama polusi di tempat ini. Hal ini menjadikan udara menjadi tercemar. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan mencatat bahwa Tahun 2016 terjadi peningkatan tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya, berakibat naiknya polutan udara sebanyak 125%. 5. Paragraf persuasif Paragraf persuasif yakni paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis ihwal persuasi. Wacana persuasi adalah tipe ihwal yang berisi seruan, bujukan atau himbauan terhadap seseorang dengan menawarkan alasan dan harapan bagus bagi yang meyakini, melakukan sesuatu, atau berbelanja benda tertentu. Contoh ihwal yang memakai paragraf persuatif : Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar klaim belaka. Kendaraan bermotor yang bejubel sudah merampas udara higienis yang menjadi hak kita sebagai warga Grobogan. Bukan lagi zamannya kita mengkambing hitamkan orang lain. Langkah solutifnya, mari semi kan tanaman-tumbuhan hijau di sekeliling kita. Uraian penggunaan paragraf beserta contohnya dalam kalimat di atas dibutuhkan dapat menjadi acuan bagi anda yang sedang mempelajari penggunaan paragraf yang bagus dan benar. Jenis jenis paragraf di atas sangat penting dipakai sesuai dengan fungsi dan maksud yang ingin anda sampaikan melalui tulisan / paragraf yang anda buat.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Senin, 30 November 2020
12 Macam Jenis Jenis Paragraf Beserta Misalnya
Diterbitkan November 30, 2020
Artikel Terkait
- Contoh Pantun Nasehat dalam Bahasa Indonesia – Seperti halnya pada artikel contoh pantun
- Salah satu diantara jenis-jenis paragraf yang ada yaitu paragraf rumpang. Paragraf ini ia
- Kumpulan Contoh Pantun Pujian dalam Sastra Bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa pola
- Berikan Contoh Pantun Pendidikan dalam Bahasa Indonesia. Berikut ialah beberapa pola pant
- Contoh Paragraf Campuran Menjadi Paragraf Deduktif dalam Bahasa Indonesia. Sebelumnya, ki
- Paragraf induktif merupakan salah satu di antara jenis-jenis paragraf berdasarkan posisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon