Bahasa Indonesia memiliki keanekaragaman bahasa yang tidak hanya dapat diungkapkan lewat sebuah kalimat yang secara langsung menyatakan makna sebenarnya. Bahasa Indonesia juga mengenal dan menggunakan suatu kata/kalimat yang tidak mengungkapkan secara langsung makna atau tujuan bekerjsama, yang disebut dengan majas. Majas atau gaya bahasa merupakan sebuah penggunaan kekayaan bahasa tertentu semoga mendapatkan imbas tertentu pada sebuah perihal atau karya tulis. Beberapa jenis majas telah pernah kita diskusikan dalam artikel sebelumnya yaitu pola majas sinekdoke dan majas pertentangan interminus. kali ini kita akan menambah jenis majas yang lain yaitu wacana macam macam majas penegasan dan misalnya. Pengertian Majas penegasan merupakan majas atau gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dengan tujuan untuk menegaskan perihal sesuatu. Penegasan diungkapkan lewat pengulangan kata yang serupa tetapi berbeda makna ataupun kata yang tidak persis sama tetapi maknanya masih berkaitan. Majas penegasan ini dikenal juga dengan sebutan majas pengulangan. Macam-macam majas penegasan terbagi menjadi 25 jenis, yaitu sebagai berikut : 1. Majas Aliterasi atau Preterisio : majas yang bermaksud untuk menegaskan tentang sesuatu hal dengan mengulang konsonan pada permulaan kata secara berurutan. Contoh : Lebarkanlah sayapmu. Lihatlah betapa indahnya dunia ini. 2. Majas Alonim : majas yang menggunakan variasi lain dari nama sesuatu selaku bentuk penegasan. Contoh : “Lalu bagaimana solusi terbaik kalau terjadi kesalahan pada sistem ini Bu?” tanyaku ingin tau ihwal topik serba serbi tata cara komputer yang diajarkan oleh Bu Desliana. 3. Majas Antanaklasis : majas yang menegaskan perihal sesuatu hal dengan menggunakan perulangan kata yang serupa tetapi berlawanan makna. Contoh : Bisa ular kobra bisa membunuh orang yang menjadi korban gigitannya dalam hitungan detik. 4. Majas Antiklimaks : majas yang mengungkapkan sesuatu hal secara berurutan, dari yang kompleks/paling penting menurun ke hal yang sederhana. Contoh : Semua warga sekolah ikut dalam piknik bersama kali ini, termasuk penjaga sekolah. 5. Majas Apofasis : majas yang menegaskan ihwal sesuatu hal dengan cara seolah-olah menyangkal hal yang ditegaskan tersebut. Contoh : Saya pribadi ingin sekali menyambung kontrak kerja anda namun keadaan keuangan perusahaan ketika ini tidak memungkinkan untuk menyambung kontrak kerja karyawan. 6. Majas Asindeton : majas yang memastikan ihwal sesuatu hal dengan mengungkapkan suatu kalimat/tentang tanpa adanya kata penghubung. Contoh : Dalam kesedihan, kegagalan, keterpurukan saya tetap berusaha untuk melanjutkan perjuangan hingga alhasil berhasil mendapat gelar sarjana. 7. Majas Elipsis : majas ini diutarakan dengan cara menetralisir satu atau beberapa unsur kalimat, dimana unsur kalimat tersebut sebaiknya ada dalam acuan kalimat lengkap. Contoh : Ayah ke atas untuk memperbaiki atap rumah yang bocor. 8. Majas Eksklamasio : majas yang menegaskan sesuatu dengan menggunakan istilah kata-kata seru. Contoh : Lihatlah, saya masih disini menunggu keajaiban itu datang. 9. Majas Enumerasio : majas yang memakai ungkapan berupa penjabaran bab demi bagian secara keseluruhan. Contoh : Kecelakaan itu sungguh parah, kedua motor hancur lebur, terbanting sejauh sekitar 10 meter dari tempat kejadian, kedua pengendara motor tersebut luka parah. 10. Majas Interupsi : majas penegasan dengan memakai perumpamaan berbentukpenyisihan informasi perhiasan yang terdapat antara bagian-komponen kalimat. Contoh : Pak Adi, manager divisi periklanan yang baru dipindahkan dari kota Malang, orangnya masih muda dan lajang. 11. Majas Inversi : majas penegasan wacana sesuatu dengan meletakkan predikat di awal kalimat. Contoh : Kukecup kening ia untuk terakhir kalinya sebelum tampang itu ditutupi kain kafan. 12. Majas Klimaks : majas yang mengungkapkan sesuatu hal secara berurutan yang diawali dari hal yang sederhana terus meningkat ke hal yang kompleks. Contoh : Anak-anak dibawah umur dihentikan ikut serta, hanya orang remaja yang sudah berumur lebih dari 17 tahun diperbolehkan mengikuti perlombaan. 13. Majas Kolokasi : majas asosiasi tetap antara satu kata dengan kata lainnya yang saling berdampingan dalam suatu kalimat. Contoh : Kebodohanku, terlalu mudah percaya dengan orang hanya alasannya adalah dia bersikap baik. 14. Majas Koreksio : majas yang memastikan perihal sesuatu yang dianggap kurang sempurna dan kemudian dikoreksi atau diperbaiki. Contoh : Kau sudah mampu menyalakan api, eh maaf, kamu sudah mampu menyalakan lilin. 15. Majas Paralelisme : majas yang menggunakan perulangan sebuah kata untuk mengungkapkan penegasan. Majas ini lazimnya terdapat dalam karya sastra puisi. Contoh : Hidup yaitu usaha. Hidup yaitu pengorbanan. 16. Majas Pararima : majas yang mengulang konsonan permulaan dan simpulan dari suatu kata atau bab kata yang berlainan. Contoh : Para perjaka yang sedang bermain judi itu kocar kacir ketika polisi datang-tiba datang menggerebek mereka. 17. Majas Pleonasme : majas yang menggunakan kata yang berlebihan untuk memastikan arti dari suatu kata yang bantu-membantu tidak diharapkan. Contoh : Jangan biarkan dia menangis berurai airmata alasannya adalah kata-kata kasarmu. 18. Majas Polisindenton : majas yang memastikan sesuatu hal dengan mengungkapkan sebuah kalimat atau tentang yang dihubungkan oleh kata penghubung. Contoh : Setelah merapikan kawasan tidur, kemudian beliau mandi, lalu berkemas-kemas untuk berangkat ke sekolah dan tidak lupa ia berpamitan kepada orang tuanya. 19. Majas Preterito : majas penegasan yang menyampaikan dengan cara menyembunyikan fakta sesungguhnya. Contoh : Jangan kau beritahu ibu, kalau tadi saya tidak berangkat sekolah. 20. Majas Repetisi : majas yang menggunakan kata, frasa dan klausa yang sama secara berulang-ulang dalam satu kalimat. Contoh : Dia akan menepati janjinya, aku percaya kepadanya, dia niscaya akan menepati janjinya padaku. 21. Majas Retorik : majas berupa pertanyaan tetapi bantu-membantu tidak memerlukan tanggapan sebab pertanyaan tersebut hanya bersifat menegaskan. Contoh : Mengapa kita mesti terus berdebat, bukankah ini cuma sebuah perbedaan usulan yang biasa saja? 22. Majas Sigmatisme : majas yang memastikan sesuatu dengan mengulang suara konsonan “s” dengan tujuan memberi imbas tertentu. Majas ini biasanya didapatkan dalam karya tulis sastra mirip puisi dan prosa. Contoh : Hapus saja, ingatan yang tak seberapa itu memang telah sepatutnya terhapus. 23. Majas Silepsis : majas yang memastikan sesuatu hal dengan menggunakan satu kata yang mempunyai satu atau lebih makna yang berfungsi pada satu atau lebih konstruksi sintaksis. Contoh : Ia selalu membersihkan tangan dan kakinya sebelum tidur di malam hari. 24. Majas Tautologi : majas yang memakai sebuah kata dengan beberapa kali dalam satu kalimat dengan tujuan untuk memastikan. Contoh : Jangan, jangan, jangan sakiti anak kucing itu. Bagaimanapun juga dia yakni makhluk hidup, kita dilarang menyakitinya. 25. Majas Zeugma : majas yang memakai satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu menimbulkan kalimat tersebut menjadi rancu. Contoh : Saya perlu tekankan disini, bahwa semua karyawan boleh datang agak siang namun jangan hingga terlambat. Demikian pembahasan kita kali ini tentang macam macam majas penegasan dan contohnya. Semoga bermanfaat.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Jumat, 31 Juli 2020
Macam-Macam Majas Penegasan Dan Contoh Kalimatnya
Diterbitkan Juli 31, 2020
Artikel Terkait
- Paragraf yakni sebuah kesatuan beberapa jenis-jenis paragraf yang berisi pokok asumsi ter
- Contoh Pantun Pendidikan dalam Bahasa Indonesia – Pantun yakni salah satu diantara jenis-
- Kumpulan Contoh Pantun Anak Anak Bersukacita. Berikut adalah beberapa acuan pantun anak-a
- Paragraf kontradiksi merupakan salah satu jenis pengembangan dari paragraf eksposisi. Par
- Paragraf Konjungsi - 3 Contoh Paragraf Konjungsi “Oleh Karena Itu” Sebelumnya, kita sudah
- Contoh Paragraf Campuran Menjadi Paragraf Deduktif dalam Bahasa Indonesia. Sebelumnya, ki
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon