Majas asosiasi ialah salah satu dari macam macam majas yang digunakan dalam Bahasa Indonesia. Penggunaan majas asosiasi dalam bertutur kata dan penulisan sangat banyak ditemukan. Tujuannya semoga lawan bicara dan pembaca menjadi lebih kepincut. Majas asosiasi termasuk dalam salah satu majas perbandingan. Majas perbandingan menonjolkan perbandingan kata yang mengutarakan suatu ide atau ide. Uniknya, majas perkumpulan menggunakan perumpamaan atau peribahasa dalam perbandingannya. Ciri majas asosiasi yakni penggunaan kata bak, seperti, laksana dan sebagainya. Majas ini nyaris mirip dengan majas simile. Perbedaannya, majas asosiasi tidak diterangkan secara eksplisit mirip majas simile. Maknanya implisit sehingga penafsiran satu orang dan orang lain bisa berlawanan. Contoh Majas Asosiasi : Perangainya keras seperti watu, percuma saja menasehatinya! Jumlah hutangnya kolam tali yang melilit leher, entah bagaimana dia melunasinya. Dengan semakin banyaknya swalayan terbaru di pedesaan, nasib warung kelontong bagaikan telur diujung tanduk. Paras anak kembar itu kolam pinang dibelah dua. Semua politikus kini seperti kacang lupa kulitnya, padahal dulu mengumbar banyak komitmen. Jangan dengarkan beliau, perkataannya seperti tong kosong nyaring bunyinya. Niat tanpa tindakan positif, menyerupai sayur tanpa garam. Entah apa salahku padanya. Saat kami bertemu, persepsi matanya tajam seperti silet. Adi ingin sekali kuliah, tekadnya sudah seperti bara api. Peralatan elektronik sekarang bagaikan ilmu sihir, apapun bisa dilakukan. Mencari orang hilang di Jakarta mirip mencari jarum ditumpukan jerami. Apa yang terjadi padamu? Badanmu mirip jelangkung sekarang. Kamu dan ia ibarat langit dan bumi. Tenaganya tak habis habis seperti superman. Belajar dikala kelelahan bagai menggambar di permukaan air. Tubuhnya gemetar mirip sedang terjangkit gempa bumi. Handphone bagi anak dewasa sekarang menyerupai lauk pauk dalam makanan. Pelukan Bunda mirip hangatnya matahari. Keindahan alam Indonesia kolam nirwana dunia, masuk akal saja banyak yang ingin berlibur kesini. Membaca buku mirip aksesori bagi otak. Raut wajahnya bagai bidadari yang turun dari nirwana. Koruptor itu bagai tikus-tikus yang terus menggerogoti tiang-tiang rumah. Makan 4 sehat 5 sempurna bagai mimpi yang tak mungkin menjadi realita bagi para pemulung itu. Perkembangannya bagai ulat yang bermetamorfosis kupu-kupu. Aku telah tak tahan lagi, suaranya bagai kaset kusut. Pola pikirnya seperti soal kalkulus, bagaimana cara memahami keinginannya? Para pengemis kolam jamur di animo hujan dikala hari idul fitri tiba. Sekarang badanmu mirip tiang listrik. Hidup di Jakarta itu tidak seluruhnya kebetulan mirip masuk ke sinetron. Apa kamu kurang tidur? wajahmu bak rembulan kesiangan. Rambut hitammu kolam mayang yang terurai. Kepala sekolah itu mirip seekor singa di hutan. Mana berani aku menantangnya, pukulannya seperti samson. Gaya berjalannya seperti putri solo. Matanya indah seperti bintang kejora. Bibirnya anggun tetapi omongannya mirip cabe rawit. Pertolonganmu seperti oase di padang pasir. Larinya seperti kuda. Tangannya bagaikan baja. Otaknya encer mirip air. Dia terpelajar kolam tukang sihir. Kau akan cepat sakit bila cara kerjamu seperti mesin begitu. Sungguh indah menatap badannya, seksi bagaikan gitar. Pikirannya mirip otak si kancil. Senyumannya bagaikan embun pagi. Tingkah lakunya seperti ular kobra. Ida cepat sekali berhitung seperti kalkulator. Bagaimana saya tidak bangun, suaramu mirip petir. Orang kota banyak yang melakukan pekerjaan seperti kelelawar. Kalian berdua bagaikan amplop dan perangko. Gila, pelari itu melesat mirip anak panah. Kepolisian dibentuk kebingungan menangkap buronan yang mirip belut itu. Gerak geriknya mirip seekor kelinci. Matanya bundar bagaikan bola pimpong. Wajahnya bagaikan bulan purnama di malam hari. Tingkah Surti saat bangkit tidur bagaikan jenazah hidup. Kapan terakhir kali kau keramas? rambutmu seperti sapu ijuk. Saat berjumpa kepala sekolah, ia seperti kerupuk yang disiram kuah sayur. Kedua keluarga itu mirip anjing dengan kucing. Pencuri itu mirip kucing dibawakan lidi ketika berjumpa polisi. Kelakuan anak kos ketika selesai bulan mirip anak ayam kehilangan induk. Bermain judi itu seperti menerka ayam dalam telur. Raut wajah Rita ketika mendengar kabar itu bagai terpijak bara hangat. Usaha usahanya mirip menegakkan benang lembap. Tuntutan somasinya mirip durian dengan mentimun. Keanggunan wajahmu mirip emas baru disepuh. Kelakuan mereka bak hidup segan mati tidak ingin. Lamaranmu itu mirip menanti hujan di demam isu kemarau. Gelagatmu itu menawarkan ada udang dibalik batu. Penolakannya bagai pedang yang mengacungkan jantung. Karena persoalan itu, hubungan dua keluarga itu bagaikan dahan pohon yang lapuk. Didepan istrinya, pak Ade tak lebih seperti kerbau dicocok hidungnya. Hidup itu mirip pasang surut air bahari, tidak selamanya senang saja. Ina tidak menyadari sikap Alam yang seperti musang berbulu domba. Hubungan asmara kedua artis top ibukota itu hanya seumur jagung. Paman mirip kebakaran janggut sehabis tahu kucingnya dicuri. Zaman penjajahan dahulu orang diperlakukan bagai kerbau yang membajak sawah. Jangan dengarkan omongannya, toh anjing menggonggong tidak menggigit. Perbanyak wawasanmu, jangan puas menjadi mirip katak dalam tempurung. Kalau kau ambil keputusan ini, sama saja mirip terjun bebas tanpa memakai parasut. Tingkahnya mirip gres menerima durian runtuh. Dari dahulu kalian memang bagaikan air dan minyak. Kenaikan bahan pokok di tahun ini menciptakan kaum menengah kebawah bagaikan bernafas dibawah air. Jadilah orang yang punya prinsip, jangan seperti air di daun talas. Kalau tidak ada langkah-langkah, perkataanmu sama saja mirip ponsel pintar tanpa kuota internet. Buku itu menyerupai jendela dunia, mulailah perbanyak membaca! Hidup didunia itu tidak seperti tinggal di hotel, semua harus diusahakan. Sella masih saja mengingat pria yang menurutnya bagaikan pangeran berkuda, menolongnya ketika dijambret kemarin. Wajah Syahna yang lingkaran merona bagaikan buah mentega. Dia tidak mungkin menyukaiku, mana ada yang akan dengan laki-laki yang berbau seperti ikan pari. Cepat sekali ia makan, mirip serdadu saja. Dia terkejut sekali hingga mulutnya mirip ikan mas koki, terbuka dan tertutup. Menyukai orang secantik beliau mirip punuk merindukan bulan. Beruntung sekali beliau, mirip kumbang putus tali. Ironis sekali, mirip gajah mati karena semut. Jangan salah, ia itu bagaikan harimau yang menyembunyikan kukunya. Kepalaku pusing menyaksikan tingkahnya yang seperti cacing kepanasan. Anak kembar itu sifatnya mirip siang dan malam, padahal mukanya mirip. Ayah bahagia sekali seperti kejatuhan bulan. Tega sekali dia berbuat demikian terhadap orangtuanya, seperti air susu dibalas air tuba. Ia sungguh orang yang tak lapuk sebab hujan, dan tak lekang alasannya adalah panas, walupun di suguhi intan berlian. Demikian pola majas asosiasi dalam kalimat dan penggunaannya dalam tutur kata atau penulisan. Semoga berfaedah.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Minggu, 02 Agustus 2020
Pengertian Majas Asosiasi Dan Acuan Kalimatnya
Diterbitkan Agustus 02, 2020
Artikel Terkait
- Pengertian Karmina Ciri ciri dan Strukturnya. Pantun merupakan salah satu diantara jenis
- Contoh Paragraf Ineratif Menjadi Paragraf Induktif dalam Bahasa Indonesia. Paragraf inera
- Contoh Paragraf Eksposisi Klasifikasi ihwal Kesehatan. Paragraf eksposisi klasifikasi ia
- Contoh Paragraf Ineratif dan Campuran dalam Bahasa Indonesia. Paragraf ineratif dan parag
- Paragraf Konjungsi - 3 Contoh Paragraf Konjungsi “Oleh Karena Itu” Sebelumnya, kita sudah
- Berikan Contoh Pantun Adat dalam Bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa acuan pan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon