Rabu, 05 Agustus 2020

Pengertian Majas Tautologi Dan Kalimat Contohnya

Pengertian Majas Tautologi dan Kalimat Contohnya. Majas atau gaya bahasa biasa digunakan dalam banyak sekali jenis jenis karangan. Penggunaan macam macam majas dapat menciptakan kalimat menjadi lebih mempesona dan menciptakan tulisan tidak terlampau formal. Oleh alasannya adalah itu majas sering dipakai dalam jenis jenis puisi, prosa, macam macam cerpen maupun novel. Majas jarang digunakan dalam karya ilmiah karena mengurangi keformalan. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas beberapa jenis majas. Beberapa diantaranya masuk kedalam macam macam majas perbandingan dan macam macam majas kontradiksi. Kali ini kita akan membahas majas tautologi dan misalnya, yang mana majas ini ialah salah satu bagian dari majas penegasan. Pengertian Majas Tautologi Secara etimologis, tautologi berasal dari Bahasa Latin “tautologia”, yang mempunyai arti “pengulangan makna”. Menurut KBBI diartikan sebagai pengulangan pernyataan, pemikiran , atau kata yang berlebih dan bahwasanya tidak diperlukan alasannya mempunyai makna yang serupa. Kaprikornus majas tautologi mampu didefinisikan sebagai gaya bahasa yang memakai pengulangan kata atau menggunakan kata yang memiliki makna serupa untuk menawarkan penegasan lebih. Majas tautologi mengakibatkan kalimat menjadi tidak efektif alasannya adanya pengulangan kata yang maknanya serupa atau sama. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif mampu dibaca dalam artikel sebelumnya. Namun pada konteks tertentu pengulangan ini menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi lebih tegas. Misalnya saat memberikan pidato, ceramah, karya sastra atau pengucapan sumpah. Adanya penggunaan kata berlebih ini menyebabkan majas tautologi nyaris seperti dengan majas pleonasme. Perbedaannya mampu dilihat dari pola majas pleonasme. Pada majas pleonasme pengulangan tidak diperlukan alasannya adalah kata sebelumnya mengandung makna implisit. Sedangkan majas tautologi cenderung memakai padanan kata selaku pengulangan dengan tujuan menegaskan kalimat yang dibentuk. Contoh dan Pembahasan Majas Tautologi 1. Oleh karena itu ingatlah pada Tuhan. Maka kita mampu menjauhkan sifat buruk, menyingkir dari anggapan negatif, dan menjauhkan hal kotor dari dalam diri kita. Pembahasan teladan 1 : Pada kalimat kedua dari contoh 1, setiap klausa yang terbentuk memiliki makna yang sama. Makna yang ingin disampaikan ialah dengan mengenang Tuhan dapat menghindarkan dari sifat buruk. Agar maknanya lebih kuat dibentuk pengulangan dengan klausa yang mempunyai makna yang sama. 2. Aku berjanji akan senantiasa disampingmu dalam suka dan sedih, dalam tawa dan tangis, dalam bahagia dan nestapa. Pembahasan Contoh 2: Pada contoh 2, setiap klausa mempunyai makna yang sama. Makna yang ingin disampaikan adalah janjinya untuk selalu bareng baik dalam keadaan suka atau duka. Klausa selanjutnya mempunyai makna yang serupa dan memastikan kalimat yang dibuat. 3. Tega sekali kau. Padahal selama ini saya mecoba memahami, mencoba mengerti. Pembahasan Contoh 3: Pada contoh 3, kalimat kedua memiliki klausa dengan makna yang sama. Bahkan kata mengerti dan mengerti tergolong sebagai persamaan kata atau sinonim. Inilah yang mengakibatkan kalimat ini menjadi pola majas tautologi. 4. Seberapa usang lagi kamu minta saya untuk menunggu, menunggu, setia berharap kamu kembali. Pembahasan Contoh 4: Contoh 4 mempunyai klausa yang memiliki arti sama. Kata menanti dan menunggu ialah padanan kata. Sedangkan “setia berharap kamu kembali” mempunyai makna yang serupa dengan kata “menanti” dan “menunggu”. Karena itu contoh ini ialah teladan majas tautologi. 5.  Apa kamu masih belum puas? Sudah berapa kali istrimu kau sakiti, sudah berapa kali istrimu kau bohongi, dan telah berapa kali istrimu kamu khianati? Pembahasan Contoh 5: Contoh 5 pada kalimat kedua mempunyai klausa yang maknanya serupa. Contoh 5 ialah kalimat retoris yang memiliki makna sang suami sudah berkali kali menyakiti hati istrinya. Kalimat retoris ini diulang menggunakan klausa yang mempunyai makna sama. 6. Dengan memakai krim ini kulit wajahmu akan tampaklebih sehat, lebih cerah dan lebih merona. Pembahasan Contoh 6: Kalimat dalam acuan 6 memastikan bahwa penggunaan krim akan membuat kulit terlihat sehat. Ini ditegaskan dengan penambahan kata ulangan yang merujuk pada makna kulit sehat. Penggunaan kata “cerah” dan “merona” memiliki makna yang serupa dengan penampakan kulit yang sehat. 7. Mari kita ciptakan negara yang damai. Negara yang tidak memedulikan pertikaian. Negara yang mencintai perbedaan. Pembahasan Contoh 7: Ketiga kalimat dalam teladan 7 menggambarkan makna yang serupa, yaitu negara yang hening. Kalimat ini banyak didapatkan dalam pidato atau orasi. Ini berupa ajakan untuk membuat negara damai. Agar lebih tegas, makna ini diulang dengan memakai pengulangan yang memiliki makna serupa dengan kata “tenang”. Pada konteks contoh kalimat ini digunakanlah kata “tidak memedulikan perselisihan” dan “mencintai perbedaan”. 8. Memang kuakui aku menyukai, aku memang mencintai. Pembahasan Contoh 8: Kalimat dalam teladan 8 menggambarkan makna yang serupa. Bukan cuma sama tetapi pengulangan yang dipakai berupa kata sinonimnya, yaitu “menggemari” dan “menyayangi”. 9. Ceritakan kepadaku apa yang terjadi. Apa yang membuatmu khawatir dan bingung mirip itu? Pembahasan Contoh 9: Kalimat kedua dalam pola 9 terdapat kata “khawatir” dan “gelisah”. Kedua kata ini merupakan kata persamaan kata. Penggunaan kedua kata ini dalam satu kalimat memberikan penegasan lebih pada kalimat yang dibuat. 10. Aku tak tabah ingin segera berjumpa dan berjumpa denganmu. Pembahasan Contoh 10: Kalimat dalam contoh 10 terdapat kata “bertemu” dan “berjumpa”. Kedua kata ini ialah kata padanan kata. Pengulangan kata memakai kata sinonimnya ini memperlihatkan penegasan lebih pada kalimat yang dibuat. 11. Aku hanya mampu diam dan diam didepan kelas ketika mereka menertawakanku. Pembahasan Contoh 11: Kalimat dalam contoh 11 terdapat kata “diam” dan “diam”. Kedua kata ini merupakan kata sinonim. Pengulangan kata memakai kata sinonimnya ini memberikan penegasan lebih pada kalimat yang dibentuk. 12. Bukan bermakna saya tidak peduli pada perasaanya. Bukan, sungguh bukan demikian! Pembahasan Contoh 12: Pada acuan 12, kata bukan diulang berkali kali dalam kalimat. Ini dilakukan untuk menawarkan pengutamaan atau penegasan yang kuat. Dari beberapa contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa majas tautologi yakni majas yang memastikan suatu hal dengan cara menunjukkan pengulangan kata. Utamanya menggunakan kata sinonimnya. Sehingga didapatkan makna yang sama atau serupa. Demikian pembahasan tentang majas tautologi dan contohnya dalam kalimat. Semoga berfaedah.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)