Rabu, 30 September 2020

Pemahaman Karangan Narasi, Ciri Ciri Dan Contohnya

Karangan Narasi dalam Bahasa Indonesia – Pengertian dan Contohnya – Setelah membicarakan jenis jenis karangan, maka pada potensi kali ini kita akan memfokuskan pada satu jenis karangan yakni karangan narasi. Pembahasan mengenai karangan narasi akan dijabarkan secara mendetail mulai dari pemahaman karangan narasi, ciri ciri, jenis jenis, langkah penulisan, dan pola karangan narasi. Selamat menyimak! Pengertian Karangan Narasi Narasi ialah sebuah cara pengembangan paragraf yang dirangkai sesuai kronologinya dengan urutan permulaan, tengah, dan tamat. Sehingga karangan narasi yakni tulisan atau karangan yang dikemas sesuai kronologi waktu dari awal, tengah, dan final. Karangan narasi lebih cenderung terhadap tujuan untuk memperluas pengetahuan dan menghibur pembaca. Cerita yang disampaikan dalam karangan narasi melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu orientasi, klimaks, reorientasi, konflik, dan solusi dilema. Jenis karangan narasi banyak ditemukan di novel, prosa, cerpen, dan roman. Ciri Ciri Karangan Narasi Sebuah tulisan yang tergolong ke dalam karangan narasi memuat ciri-ciri berikut: Karangan narasi berisi dongeng atau peristiwa tertentu Isi karangan disampaikan berdasarkan kronologi peristiwa Terdapat konflik dalam cerita disuguhkan Terdapat unsur-unsur karangan adalah latar, setting, karakter, tema, dll. Karangan narasi lazimnya memuat hiburan untuk pembaca Memuat nilai estetika di dalam ceritanya Jenis Jenis Karangan Narasi Karangan narasi dibedakan menjadi berbagai jenis, ialah karangan narasi informatif/ekspositoris, narasi artistik, dan narasi sugestif. Untuk lebih mengetahui setiap jenis karangan narasi tersebut, berikut ulasannya. Narasi Informatif/Ekspositoris Karangan narasi informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi perihal suatu insiden. Jenis karangan ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan pembaca wacana dongeng seseorang. Dalam penyusunan karangan narasi informatif, penulis harus memakai data berdasarkan fakta dan memakai bahasa yang logis. Contoh karangan ekspositoris ialah biografi dan kisah pengalaman. Narasi Artistik Poin utama dalam jenis karangan artistik yaitu adanya pengalaman estetis pada pembaca. Kisah yang diceritakan dalam narasi artistik dapat berupa karangan fiksi ataupun non fiksi. Bahasa yang digunakan juga dapat disisipi dengan kiasan. Kiasan-kiasan yang dipakai dalam kisah inilah yang dapat memberikan pengalaman estetik terhadap para pembaca. Narasi Sugestif Sugestif berhubungan dengan imbas yang mampu diberikan terhadap orang lain. Karangan narasi sugestif lazimnya dipakai untuk membuat pembacanya menjadi terpengaruh dan menuju ke arah yang lebih baik. Contoh karangan sugestif terdapat pada cerpen (cerita pendek), novel, atau dongeng bersambung. Langkah Penulisan Karangan Narasi Pengertian, ciri-ciri dan jenis karangan narasi telah dipaparkan. Agar lebih terang, gosip berikutnya yang perlu diketahui adalah tentang langkah menyusun atau menulis suatu karangan narasi. Berikut yakni tindakan dalam menulis karangan narasi: 1. Penentuan Tema dan Amanat Sebelum menulis suatu karangan, baik itu jenis karangan narasi atau jenis karangan lainnya, tema dan amanat sangatlah penting dilaksanakan. Tema dan amanat yang akan disampaikan lewat karangan tersebut akan membantu penulis untuk menangkal pembahasan menjadi melebar. Misalnya untuk karangan ekspositoris, tema yang mampu dipilih yaitu tentang biografi seorang tokoh populer atau tokoh tertentu. Maka nantinya pembahasannya hanya ihwal tokoh tersebut. 2. Penentuan Sasaran Pembaca Siapakah target pembacanya? Apakah belum dewasa atau dewasa. Sasaran pembaca yang berlainan akan memilih bahasa yang digunakan. Jika target pembacanya adalah bawah umur maka bahasa yang digunakan semestinya tidak terlalu kaku. Hal ini biar pembaca (anak-anak) tidak merasa jenuh. Sebaliknya kalau target pembacanya ialah orang sampaumur maka bahasa yang digunakan mampu lebih luwes. 3. Penentuan Skema Alur Skema alur dalam karangan mesti direncanakan dengan jelas. Pola karangan narasi mempunyai susunan dengan urutan bab awal – tengah – simpulan. Bagian awal lazimnya berisi tentang pengirim . Pengantar ini berisi perihal situasi dan tokoh-tokoh yang ada dalam karangan. Bagian permulaan sebaiknya dibuat semenarik mungkin sehingga pembaca merasa terpesona untuk membaca di bab berikutnya. Bagian tengah berkaitan dengan pertentangan dalam cerita. Konflik  dapat dimunculkan lebih dari satu dalam sebuah karangan. Konflik akan mengarah menuju titik puncak dan berikutnya mereda. Bagian simpulan berisi perihal final dari kisah. Ada simpulan cerita yang dibentuk secara singkat, panjang, atau acap kali dibentuk menggantung. 4. Susun Tokoh dan Perwatakan Setelah ketiga langkah di atas, jangan lupa untuk memilih tokoh-tokoh yang akan digunakan dalam karangan. Tokoh utama ataupun tokoh pendamping dengan perwatakannya masing-masing. 5. Lengkapi dengan 5W1H Prosedur terakhir semoga penulisan karangan lebih mudah adalah dengan menuliskannya dalam 5W1H. 5W1H berisi perihal pokok-pokok utama yang dijadikan tolok ukur dalam penulisan karangan. Berikut yaitu klarifikasi ihwal 5W1H: What, perihal apa yang diceritakan dalam karangan tersebut When, perihal waktu terjadinya kisah tersebut Where, wacana dimana lokasi dongeng dalam karangan tersebut Who, ihwal siapa pelaku dongeng dalam karangan Why, perihal alasan dongeng dalam karangan tersebut terjadi How, ihwal bagaimana uraian dongeng tersebut Contoh Karangan Narasi 1. Contoh Karangan Narasi Informatif/ Ekspositoris Sesuai dengan namanya, serangan umum 1 Maret terjadi pada tanggal 1 Maret tahun 1949. Serangan ini terjadi di ibu kota Indonesia pada dikala itu adalah Yogyakarta. Serangan lazim 1 Maret dimulai sempurna pukul 6 pagi pada 5 sektor di daerah Yogyakarta. Serangan umum 1 Maret dikerjakan oleh jajaran tinggi militer Divisi III/GM III. Serangan ini bertujuan untuk merebut kembali kota Yogyakarta. Makna lain dari serangan ini ialah menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih kuat dan mempunyai kekuatan yang besar untuk melaksanakan perlawanan. Dalam serangan lazim 1 Maret ini, Letkol Soeharto memimpin pasukan sektor barat hingga Malioboro. Ventje Sumual memimpin sektor timur. Mayor Sardjono memimpin sektor selatan, Mayor Kusno memimpin sektor utara. Sedangkan sektor kota dipimpin oleh letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki. Ketika serangan ini, Yogyakarta sukses diduduki selama 6 jam, dan tepat pukul 12.00 semua pasukan  TNI mundur. 2. Contoh Karangan Narasi Artistik Kala itu sang mentari telah berada di tahta tertingginya. Terik matahari mirip mengeringkan setiap tenggorokan penghuni hutan. Kancil mengayuhkan kaki-kaki kecilnya sembari mencari pelepas dahaga. Tak dikira tampakrambutan ranum  di pinggir sungai. Pada ketika sang kancil hendak melangkahkan kaki melalui sungai, tampakada segerombolan buaya yang sedang berenang tenang. Dengan sungguh cemas dan rasa was-was, kancil pun bersembunyi sembari mencari nalar. “Bagaimana saya bisa melewati sungai tanpa dimakan buaya?” pikir kancil. Tiba-tiba suatu ide timbul dalam benak kancil. “Buaya…buaya…aku membawa perintah dari Raja Sulaiman untuk kau semua” teriak kancil di pinggir sungai. Satu per satu buaya mulai menampakkan diri mereka. Salah satu buaya menjawab, “Apa perintah Raja Sulaiman untuk kami?”. Kancil segera menjawab, “Kalian ditugaskan menghadap ke Raja Sulaiman, dia ingin memberi kado kalian masing-masing satu ekor kerbau. Tetapi saya harus menghitung dulu jumlah semua buaya di sungai ini”. Mendengar kabar tersebut,  semua buaya sangat bahagia. Kancil lalu menimpali lagi, “Nah, sekarang kalian harus berbaris rapi sebab saya harus mengkalkulasikan kalian semua”. Tanpa berpikir panjang, semua buaya pribadi berbaris. Dengan mudah kancil melewati setiap buaya sambil berpura-pura berhitung. Hingga sampailah kancil di tepi sungai lainnya dan sukses menerima buah rambutan yang ranum. 3. Contoh Karangan Narasi Sugestif Hari itu yaitu hari terakhir libur sekolah. Pak Anwar terus menyusuri tepian jalan raya menjajakan kursi bambu buatannya. Ia terus berharap ada seorang yang kepincut untuk berbelanja kursi bambu yang dia bawa. Hari itu pak Anwar sungguh memerlukan uang. Sudah hampir seminggu Pak Anwar berkeliling dari satu daerah ke kawasan lain untuk memasarkan kursi bambu. Sejak pagi ia telah menghimpun semangat supaya bisa menerima uang dari hasil penjualan dingklik bambu tersebut. Pak Anwar ingin membelikan peralatan sekolah yang gres untuk putra satu-satunya. Namun di hari ketujuh, belum ada orang yang berminat membeli kursi bambunya tersebut. Pak Anwar nyaris putus asa. Ia memikirkan bagaimana kecewanya putranya nanti dikala tidak mendapatkan peralatan sekolah yang baru. Pak Anwar menetapkan untuk berhenti sejenak di sebuah masjid. Sholat hajat beliau tunaikan, berharap ada keajaiban di hari itu. Keyakinannya akan perlindungan Illahi menjadikannya tetap tegar. Dan datang-datang ada bunyi yang memanggilnya. “Permisi Pak, berapa harga kursi bambu itu?”, tanya seorang lelaki setengah baya yang berpakaian koko. Pak Anwar sungguh terkejut. Lelaki itu melanjutkan pertanyaannya, “Bolehkah aku borong kedua bangku ini seharga Rp 1.500.000?”. Pak Anwar masih bengong. Dan dengan terbata-bata dia menjawab, “Sa..sa..sungguh boleh Pak. Terima kasih sekali”. Pak Anwar sangat bahagia dan tidak henti-hentinya mengucap syukur. Ia sungguh senang kesannya bisa membelikan perlengkapan sekolah untuk putranya. Sekian pembahasan mengenai karangan narasi dalam bahasa Indonesia – pemahaman dan contohnya. Semoga pembahasan tentang karangan narasi ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk pembaca sekalian. Nantikan postingan dengan pembahasan yang lain. Terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon