Minggu, 22 November 2020

3 Penggunaan Tanda Petik Tunggal Dan Acuan Kalimat Beserta Penjelasannya

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan setiap tanda baca telah dikelola di dalam suatu kaidah bahasa. Pengaturan penggunaan tanda baca dilakukan semoga tanda baca mampu dipakai secara baik dan benar, serta sesuai dengan fungsinya. Salah satu tanda baca yang dikontrol penggunaannya yaitu tanda baca petik tunggal atau yang biasa disimbolkan dengan (‘ ‘). Secara biasa , fungsi dari penggunaan tanda baca ini yaitu untuk mengapit suatu kata atau kalimat laiknya tanda petik dua (” “). Namun, secara spesifik, penggunaan tanda baca ini tentu berlawanan dengan tanda baca petik dua. (” “). Adapun fungsi spesifik atau khusus dari tanda baca ini antara lain selaku pengapit petikan yang ada di dalam suatu petikan, mengapit sebuah kata atau perumpamaan yang mengandung makna konotatif, serta mengapit makna dari sebuah ungkapan bahasa abnormal ataupun bahasa tempat. Untuk mengenali secara rinci ketiga fungsi tesebut, berikut uraian dari fungsi penggunaan tanda petik tunggal dalam bahasa Indonesia beserta dengan teladan-misalnya. 1. Mengapit suatu Kutipan yang Ada di Dalam Suatu Kutipan Penggunaan tanda petik tunggal yang pertama ini dilaksanakan jikalau ada suatu kata atau perumpamaan penting yang ada didalam sebuah kutipan. Fungsi petik tunggal yang pertama ini lazimnya mampu ditemukan di dalam kalimat percakapan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini telah ditampilkan beberapa contoh diantaranya! “Kata Pak Ustaz, ‘kita itu mesti saling tolong menolong satu sama lain.’ Mengerti tidak?” Ujar Febri kepada temannya, Hendri. “Hai teman-teman, kalian mendengar suara ‘auuu…. auuu….’ tidak?” ujar Hermansyah terhadap sahabat-temannya. 2. Mengapit Kata atau Ungkapan Konotatif Penggunaan tanda petik tunggal yang kedua ini dijalankan di dalam sebuah kalimat yang mengandung suatu kata atau perumpamaan konotatif atau yang memiliki makna tidak bekerjsama. Kata atau ungkapan tersebut diapit dengan tanda petik tunggal untuk menegaskan terhadap pembaca bahwa kata atau ungkapan tersebut yakni kata atau istilah konotatif. Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan beberapa pola diantaranya! Nathan ialah ‘anak emas’ sekolah kita. Permasalahan itu akan diselesaikan melalui ‘meja hijau.’ 3. Mengapit Makna Istilah Bahasa Asing atau Istilah Bahasa Daerah Sama seperti penggunaan tanda petik tunggal yang kedua, penggunaan tanda petik tunggal yang terakhir ini juga berfungsi selaku penegas suatu kata atau perumpamaan. Hanya saja, pada fungsi ini, kata atau istilah yang dipertegas dengan tanda baca ini yaitu makna atau terjemahan dari perumpamaan aneh ataupun dari bahasa daerah yang umumnya ditaruh di samping sitilah tersebut. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada contoh-acuan di bawah ini! Untuk mengenali berita lebih lanjut, pendaftar mampu menelepon contact person ‘narahubung’ berikut ini! Tulang ‘paman’ Butet hasilnya pulang kampung juga, sesudah usang merantau ke Ibukota. Demikianlah pembahasan perihal penggunaan tanda petik tunggal dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengenali pembahasan seputar penggunaan tanda baca lainnya, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, adalah: penggunaan tanda tanya dan tanda seru, penggunaan tanda titik dua, penggunaan tanda kurung dan tanda kurung siku, penggunaan tanda titik, penggunaan tanda koma, penggunaan tanda garis miring, penggunaan huruf tebal, penggunaan tanda hubung, serta penggunaan garis bawah yang benar. Semoga bermanfaat dan bisa memperbesar wawasan para pembaca sekalian, baik itu tentang penggunaan tanda baca khususnya, maupun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon