Pengertian, Fungsi, Contoh Tanda Hubung dan Penggunaan Tanda Hubung yang Sesuai dengan EYD. Selain tanda pisah, tanda hubung menjadi salah satu tanda baca yang digunakan dalam aneka macam macam penulisan. Dalam postingan ini, kita akan membicarakan wacana tanda hubung, baik itu dari segi pemahaman, fungsi, maupun penggunaan tanda hubung yang tepat dengan EYD. Pengertian Tanda Hubung Tanda hubung ialah tanda yang berfungsi untuk menghubungkan atau merangkai, entah itu aksara maupun kata. Seperti diterangkan di postingan sebelumnya, tanda hubung memiliki bentuk yang lebih pendek dibanding dengan tanda pisah, yakni hanya satu strip (-) atau sepanjang aksara ‘n’. Nama lain dari tanda hubung yaitu hypen. Fungsi Tanda Hubung Seperti yang sudah diterangkan, tanda hubung berfungsi untuk menghubungkan atau merangkai huruf atau kata. Dikatakan abjad alasannya tanda hubung dipakai untuk pengejaan karakter kata yang dilakukan satu per satu dengan hypen (-) sebagai penghubung antar abjad. Dikatakan sebagai penghubung kata alasannya ada beberapa kondisi yang mengharuskan sebuah kata dihubungkan dengan dengan kata lain dalam satu kalimat. Penggunaan dan Contoh Tanda Hubung Dalam Kalimat Seperti penggunaan tanda baca yang lain, penggunaan tanda hubung juga harus sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan no.46 Tahun 2009 yang menertibkan wacana penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat dengan EYD. Berdasarkan pedoman tersebut, penggunaan tanda hubung yang baik berdasarkan EYD ialah selaku berikut : 1. Untuk Kalimat yang Memiliki Unsur Kata Ulang Penggunaan tanda hubung juga biasa digunakan untuk bagian kata ulang. Kata ulang merupakan jenis kata yang mengalami reduplikasi atau pengulangan kata. Kata ulang terdiri dari lima jenis, ialah: dwipurwa (kata ulang sebagian), dwilingga (kata ulang utuh), dwilingga salin bunyi (kata ulang berganti suara), kata ulang berimbuhan, dan kata ulang semu. diantara kelimanya, cuma kata ulang dwipurwa yang tidak menggunakan tanda hubung. a. Kata Ulang Dwilingga Kata ulang dwilingga atau lebih lazim disebut kata ulang utuh ialah suatu kata, baik itu kata dasar maupun berimbuhan, yang mengalami pengulangan kata. Untuk menghubungkan kata-kata tersebut, maka digunakan tanda hubung (-) ditengah kata-kata tersebut. Contoh: Debu-bubuk di rumah ini bertebaran di setiap sudut rumah Hari-hari Ahmad selama di sekolah begitu mengasyikkan. Harapan-keinginan tahun kemarin semoga terwujud di tahun yang hendak datang. Banyak orang-orang yang berkunjung ke daerah rekreasi itu. b. Kata Ulang Dwilingga Salin Suara Kata ulang dwilingga salin suara atau yang biasa disebut kata ulang berganti suara ialah pengulangan sebuah kata yang dimana salah satunya mengalami perubahan bunyi entah itu satu fonem ataupun lebih. Sama seperti kata ulang dwilingga, tanda hubung juga harus dipakai guna mempertegas engulangan kata tersebut. Contoh: Dimas masih luntang-lantung mencari pekerjaan. Permainan gemilang timnas Indonesia membuat tim musuh kocar-kacir. Sedari tadi, Budi mondar-mandir ke kamar mandi. Seperti Budi, Joko juga sering bolak-balik ke kamar mandi. c. Kata Ulang Berimbuhan Penggunaan tanda hubung juga harus dikerjakan pada kata ulang berimbuhan. Pada kata ulang ini, kata yang berimbuhan cuma berlaku pada satu kata, entah itu kata yang pertama atau pun kata yang dibelakang. Contoh: Penyelesaian masalah yang berlarut-larut menciptakan polisi menangguhkan masalah tersebut. Pandu masih terus berangan-angan biar mampu mendapatkan perempuan yang didambakannya. Penampilannya yang angin-anginan membuat beliau jarang dimainkan pelatih. abang dan adik sedang bermain kejar-kejaran. d. Kata Ulang Semu Kata ulang semu ialah kata yang semulanya kata dasar, tetapi mesti diberi tanda hubung karena kata tersebut ditulis secara berulang. Contoh: Andri adalah pria yang pemalu. Dia dilarikan ke tempat tinggal sakit balasan tersengat oleh ubur-ubur. Ongol-ongol merupakan salah satu penganan tradisional khas Jawa Barat. Karena staminanya yang besar lengan berkuasa, Park Ji Sung menerima julukan sebagai pesepakbola yang mempunyai tiga paru-paru. 2. Untuk Menyambungkan Suku Kata yang Terpenggal Saat Pergantian Baris Ketika menulis, lazimnya ada satu kata yang terpaksa dipenggal alasannya adalah tidak cukup ditulis secara utuh dalam satu baris, sehingga suku kata yang pertama ada di baris awal; suku lata yang kedua berada di baris berikutnya . Untuk menyambungnya, suku kata permulaan suatu kata harus diakhiri dengan tanda hubung (-). Contoh : Dari kejauhan, saya lihat mukanya mu-rung sekali Duh, hari ini aku le-lah sekali! Apakah hari ini ada peran da-ri ibu guru? Warna pelangi terdiri dari merah, jingga, hi-jau, kelabu, dan sebagainya. 3. Untuk Menghubungkan Kata Berimbuhan yang Terpenggal Saat Pergantian Baris Penggunaan tanda hubung ini kurang lebih sama dengan nomor 2. Hanya saja, yang dipenggal pada dikala pergeseran baris adalah kata yang berimbuhan, entah itu berimbuhan permulaan, akhir, atau keduanya. Contoh: Dia dan teman-temannya berlangsung ber- iringan menuju ruang kelas. Dengan terbirit-birit dia ber- lari melewati kerumunan. 4. Sebagai Penghubung Imbuhan se- dengan Kata yang Diawali Huruf Kapital Kata berawalan huruf kapital yang harus disambung dengan imbuhan se- yaitu nama-nama kota, daerah, atau negara. Contoh: Bagiku, beliau yakni gadis tercantik se-Yogyakarta! Jakarta ialah kota terpadat se-Indonesia. Joni menerima nilai Ujian Nasional tertinggi se-Jawa Barat. Rumahnya memang paling kuno se-Jabodetabek. 5. Dipakai Untuk Awalan ke- dan -an dikala Digabungkan dengan Angka Dalam sebuah kalimat, lazimnya terdapat penulisan angka yang diberi imbuhan awal ke- atau imbuhan tamat -an. Agar angka dan imbuhan tersebut terhubung, maka dipakai tanda hubung untuk menyambungkan keduanya. Contoh: Ia anak ke-3 dari 4 bersaudara. Nirvana ialah grup band yang terkenal pada era 90-an. Jumlah akseptor yang mengikuti pelatihan ini sekitar 50-an orang. Sayangnya, ia hanya menjadi juara ke-2 saja. 6. Menghubungkan Imbuhan Depan dengan Kata-Kata dari Bahasa Asing Meski beberapa perumpamaan asing telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, tetap saja masih banyak yang menulis kata-kata dari bahasa abnormal. Agar memenuhi syarat EYD, maka kata-kata abnormal tersebut harus dimiringkan dan diberi tanda hubung ketika diberi imbuhan. Contoh: Foto tersebut di-upload ke media sosial Instagram. Adi sedang meng-install perangkat lunak Corel Draw. Saat latihan di lapangan futsal, ia ter-tackle oleh rekannya sendiri. Fanpage-nya sudah diretas oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Itulah penjelasan perihal penggunaan tanda hubung yang sesuai dengan EYD beserta contohnya dalam kalimat. Praktis-mudahan artikel ini berguna bagi pembaca dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Home
Bahasa Indonesia
Pengertian, Fungsi, Teladan Tanda Hubung Dan Penggunaan Tanda Hubung
Yang Sesuai Dengan Eyd
Kamis, 19 November 2020
Pengertian, Fungsi, Teladan Tanda Hubung Dan Penggunaan Tanda Hubung Yang Sesuai Dengan Eyd
Diterbitkan November 19, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon