Sabtu, 09 Januari 2021

Paragraf Ekspositoris - 4 Teladan Paragraf Ekspositoris Wacana Pendidikan

Salah satu jenis-jenis paragraf yang ada yakni paragraf ekspositoris. Paragraf ini merupakan paragraf yang berisi penmbahasan sebuah tema atau topik yang bertujuan untuk memberikan info terhadap pembaca. Contoh-teladan dari paragraf ini pun sudah pernah dibahas sebelumnya, yakni contoh paragraf ekspositoris singkat dan teladan paragraf ekspositoris tentang kesehatan. Artikel kali ini juga akan membicarakan acuan paragraf ekspositoris dengan pendidikan sebagai temanya. Tema ini sendiri juga pernah dijadikan tema postingan-atikel sebelumnya, mirip pola paragraf argumentasi ihwal pendidikan, pola paragraf narasi wacana pendidikan, teladan paragraf induktif wacana pendidikan, acuan paragraf persuasi perihal pendidikan, dan contoh paragraf alasannya adalah balasan tentang pendidikan. Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut teladan paragraf ekspositoris wacana pendidikan dalam bahasa Indonesia. Contoh 1: Sebuah bibit tidak akan menjadi tanaman dalam waktu singkat. Dibutuhkan sebuah proses panjang agar sang bibit menjadi suatu tumbuhan. Ilustrasi tersebut berlaku untuk pendidikan belum dewasa kita. Perlu adanya proses panjang yang berkelanjutan semoga bawah umur kita mampu menjadi baik dan terpelajar melalui pendidikan. Tanpa melalui proses tersebut, nantinya bawah umur hanya akan tumbuh sampaumur tanpa adanya kecerdasan dan kebaikan di dalam dirinya. Contoh 2: Mengajarkan nilai-nilai akhlak terhadap penerima ajar tak cukup disampaikan secara mulut saja. Pendidik juga mesti mampu mengamalkan atau mencontohkan langsung melalui perbuatan pendidik di kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, akseptor ajar menjadi lebih paham bagaimana cara mengamalkan nilai-nilai susila serta apa dampak konkret dari pengamalan nilai tabiat tersebut. Contoh 3: Pendidikan terbagi atas tiga jalur, yatiu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal ialah pendidikan yang tersistematis dan berjenjang. Sementara itu, pendidikan nonformal yaitu pendidikan di luar pendidikan formal yang tersistematis juga berjenjang. Hasil dari pendidikan informal mampu dihargai setara dengan pendidikan formal kalau lembaga pendidikan nonformal telah mengikuti proses penilaian kesetaraan yang dilakukan oleh forum khusus yang ditunjuk oleh pemerintah. Pendidikan informal ialah pendidikan yang berada di lingkungan masyarakat dan keluarga. Seperti halnya pendidikan informal, hasil pendidikan informal juga bisa dihargai setara dengan pendidikan formal sesudah melalui proses evaluasi penyetaraan yang dikerjakan oleh forum khusus yang ditunjuk oleh pemerintah. Contoh 4: Kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dibutuhkan bisa disertai oleh seluruh siswa. Dengan mengikuti ekstrakulikuler, siswa mampu mengasah minat dan bakat yang dia miliki, serta siswa dapat berguru untuk lebih bertanggung jawab ketika mengemban tugas dari ekstrakulikuler yang diikuti. selain itu, siswa juga akan berguru membagi waktu antara peran sekolah dan ekstrakulikuler yang digeluti. Hal itu sungguh penting untuk dipelajari siswa karena ketika masuk sekolah tinggi nanti, siswa akan terbiasa membagi waktu antara belajar di kelas dan kegiatan di luar kelas. Adapun ekstrakulikuler yang harus disertai oleh para siswa yakni ekstrakulikuler yang tepat dengan minat dan bakat siswa tersebut. Contoh-teladan di atas yaitu sebagian kecil dari pola paragraf ekspositoris tentang pendidikan dalam bahasa Indonesia. Pembaca mampu menyebarkan dan mengkreasikan sendiri paragraf ekspositoris bertema pendidikan dengan pola-teladan yang ada di dalam paragraf ekspositoris, yakni alasannya adalah-akhir, proses, dan ilustrasi. Adapun untuk pembahasan kali ini dicukupkan saja sampai di sini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan pembaca sekalian, baik itu di ranah paragraf ekspositoris utamanya, maupun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon