Salah satu diantara jenis-jenis kalimat yang ada adalah kalimat oratoris. Kalimat ini ialah sebuah kalimat yang berbentuk sebuah pertanyaan yang tidak butuhdijawab, sebab pertanyaan itu sendiri bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan penegas yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan. Kalimat ini kurang lebih seperti dengan kalimat retorik. Untuk mengetahui seperti apa kalimat tersebut, berikut ini ditampilkan beberapa pola majas oratoris dalam bahasa Indonesia! Siapa yang tidak memedulikan negara Malaysia? Apakah kamu ingin mirip ini terus? Kalau begitu terus, bagaimana kau akan sukses? Apa kamu sudah asing, hah? Apa kalian mau, jika orang yang kalian sayangi dihina dan diinjak-injak harga dirinya? Masihkah ada hati nurani di diri kalian? Tak malukah kau berbuat seperti itu? Mau hingga kapan kamu begitu terus? Sungguh saya tak mengerti, mengapa hal ini mampu terjadi. Kalau begini caranya, kapan kita mampu menang? Apa kamu rela jikalau kau disuruh untuk mengkonsumsi bangkai saudaramu? Relakah bila tanah air kalian dikuasai oleh para penjajah? Relakah kamu jikalau keluargamu diinjak-injak harga dirinya? Apa kau tega menyaksikan saudaramu hidup tersiksa, sedangkan kau di sini bersenang-bahagia dan tertawa ria? Apakah dengan bersikap mirip itu, apa yang kau minta akan segera terkabul? Bagaimana bisa engkau berhasil, sedangkan kamu sendiri bisanya hanya mengeluh saja? Bagaimana bisa kamu menasehati orang lain, kalau dirimu sendiri saja tidak kamu nasihati? Maukah kalian hidup di dalam penderitaan yang tidak berkesudahan? Mau sampai kapan kalian terlena dengan kepopuleran? Apa kamu mau bila kamu jadi pesakitan mirip mereka? Untuk apa kamu sekolah sampai jenjang perguruan tinggi, jikalau pemikiranmu itu masih tidak berkembang? Apakah harta yang kamu punya tidak cukup untuk memenuhi hawa nafsumu? Mau sampai kapan kamu memburu hal yang tidak pasti? Apakah kau mesti menderita seperti mereka dulu, gres kau bisa merasakan penderitaan mereka? Apakah kita cuma duduk berdiam diri melihat semua ujian ini? Apakah kau puas hanya dengan berdiam diri saja? Apa mungkin cita-citamu akan terwujud dengan cuma duduk cantik di rumah saja? Bagaimana bisa kamu menganggap orang lain dengan gampang, sedangkan dirimu sendiri tidak pernah engkau nilai? Sungguh aku tak percaya, mengapa kamu mampu setega itu kepadaku. Sudah tak adakah rasa belsa kasihan di hatimu? Apa mampu kita menuntut hak kita, sedangkan kewajiban kita saja tidak pernah dilakukan? Apa kamu mau terus-terusan diperbudak oleh pekerjaanmu sendiri? Untuk apa kamu bekerja keras seharian, kalau hasil kerja kerasmu saja tidak pernah kamu nikmati? Untuk apa kamu punya rumah glamor, kalau tak pernah kamu tempati? Buat apa membangga-banggakan harta benda yang dimiliki, bila harta benda tersebut tidak digunakan untuk kebaikan? Buat apa kamu punya jabatan, jikalau jabatanmu itu tidak kamu gunakan untuk kebaikan orang banyak? Buat apa punya gaji besar, jikalau alhasil dipakai untuk berfoya-foya? Demikianlah beberapa acuan kalimat oratoris dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh kalimat yang lain, pembaca bisa membuka artikel teladan kalimat pertimbangan dalam diskusi, pola kalimat konjungsi perlawanan, teladan kalimat deklaratif negatif, teladan kalimat inversi beserta polanya, dan contoh kalimat kosakata emotif. Semoga bermanfaat dan mampu memperbesar wawasan para pembaca sekalian, baik itu perihal kalimat utamanya maupun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih. Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Selasa, 18 Februari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon