Kamis, 15 Oktober 2020

Teladan Resensi Buku Non Fiksi Terbaik

Contoh resensi buku non fiksi terbaik. Menurut laman kbbi.web.id, resensi diartikan selaku ulasan tentang suatu buku. Adapun hal-hal yang diulas dalam resensi umumnya ialah seputar keunggulan ataupun kekurangan sebuah buku. Resensi sendiri tergolong ke dalam jenis-jenis karangan, selain karangan eksposisi, karangan alasan, karangan deskripsi, dan karangan narasi. Selain itu, resensi juga termasuk ke dalam salah satu jenis-jenis karangan semi ilmiah selain jenis-jenis esai. Dalam penulisannya, resensi harus ditulis dalam sejumlah langkah tertentu. Adapun tindakan tersebut antara lain: Buatlah judul yang menarik. Tuliskan data seputar buku yang mau diresensi, mulai dari judul, penulis, cetakan/tahun terbit, dan jumlah halaman. Tuliskan sinopsis singkat dari hbuku tersebut dengan gaya bahasa kita. Ulaslah semua kelebihan dan kelemahan dari buku yang diresensi. Memberikan kesimpulan di bab selesai resensi terkait buku yang diulas, apakah pantas untuk dibaca ataukah tidak. Buku-buku yang bisa diresensi bisa jenis buku apa saja, baik itu fiksi, non fiksi, maupun buku pelajaran. Pada postingan kali ini, kita akan menyaksikan seperti apa pola suatu resensi dari buku non fiksi. Adapun contoh resensi non fiksi dalam bahasa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut! Belajar Mengapresiasi Puisi Bersama Pak Sapardi Judul Buku: Bilang Begini Maksudnya Begitu Penulis: Sapardi Djoko Damono Cetakan: 2016 Penerbit: Gramedia Jumlah Halaman: 138 “Puisi yaitu mahkota dari bahasa,” demikianlah ujar Pak Sapardi Djoko Damono. Menurut dia, puisi dianggap selaku mahkota bahasa sebab puisi adalah hasil yang diraih oleh seseorang yang sudah bisa menguasai dan bermain-main dengan bahasa yang beliau punya. Ketika seseorang mampu bermain dengan bahasanya, maka seseorang tersebut bisa mengutak-ngatik kosa kata yang ditawarkan oleh diskusikan, bahkan bisa memberikan makna baru bagi kosa kata tersebut. Maka tidak heran, kalau kata-kata yang ada di dalam puisi seringklai mengandung makna konotatif atau tidak bahwasanya. Untuk memahami makna kata tersebut, kita selaku pembaca puisi harus mengetahui alat kebahasaan apa saja yang digunakan oleh penyair dalam membentuk makna tersebut. Untuk itu, Pak Sapardi coba memperkenalkan alat-alat kebahasaan tersebut dalam bukunya yang berjudul “Bilang Begini Maksudnya Begitu” ini. Buku setebal 138 halaman ini menjabarkan alat-alat kebahasaan apa saja yang dipakai penyair dalam menggubah puisinya. Semua alat-alat kebahasaan tersebut diterangkan secara runtut dan juga dijelaskan dengan memakai bahasa yang sederhana. Dengan begitu, buku ini terasa ringan dan mampu dimengerti oleh siapapun, bahkan oleh orang yang awam sastra sekalipun. Buku non fiksi karya Pak Sapardi ini juga dilengkapi dengan sejumlah acuan-contoh puisi, mulai dari puisi-puisi dari para penyair lokal, hingga contoh-pola puisi dari penyair luar negeri yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Karena buku ini bukan buku teori sastra ataupun kritik sastra, maka teori-teori sastra yang kadang sukar dimengerti khalayak awam tidak tersaji di dalam buku ini. Meski begitu, buku ini justru terasa lebih ringan dibaca dan mudah diketahui oleh semua kelompok. Dengan demikian, buku ini sungguh layak untuk dibaca siapapun, utamanya bagi para pembaca yang mau mengerti dan mengapresiasi sebuah puisi. Demikianlah pola resensi non fiksi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan bagi para pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah resensi terutama, maupun dalam ranah bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon