Senin, 23 November 2020

25 Acuan Penggunaan Tanda Petik Dua Dalam Kalimat Dan Penjelasannya

Contoh Penggunaan Tanda Petik Dua dalam Kalimat Dan Penjelasannya. Beberapa acuan penggunaan tanda baca telah ditampilkan di beberapa postingan. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain contoh penggunaan tanda koma dalam kalimat, teladan penggunaan tanda seru dalam kalimat, contoh penggunaan tanda tanya dalam kalimat, contoh penggunaan titik koma dalam kalimat, dan penggunaan tanda titik yang benar pada abreviasi. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan acuan penggunaan dari suatu tanda baca, dimana tanda baca tersebut ialah tanda petik dua atau (” “). Tanda baca tersebut telah pernah dijelaskan penggunaannya dalam artikel penggunaan tanda petik dan petik tunggal. Pada postingan tersebut, dijelaskan bahwa tanda (” “) digunakan untuk petikan langsung yang ada di dalam naskah, dialog ataupun sejenisnya; digunakan untuk judul karangan, bab buku, karya sastra ataupun seni yang ada di dalam sebuah kalimat; serta untuk istilah ilmiah yang kurang terkenal di kalangan masyarakat awam. Untuk lebih memahami penggunaan tanda baca tersebut, berikut ditampilkan beberapa pola penggunaan tanda petik dua dalam kalimat bahasa Indonesia! “Hei, apa kabar hari ini? Kamu masih mengingatku, ‘kan?” ujarnya kepadaku pada sebuah sore. “jangan percaya kata-katanya, dia hanya berdusta belaka!” ujarya terhadap kami. “Dasar payah! Sudah saya jelaskan beberapa kali, kau masih saja terus berbuat kesalahan. Apa kamu mau aku pecat kini juga?” hardik pak manajer kepadaku. “Maaf mas, tetapi Non Bunganya sedang tidak ada di rumah,” ujar pembantu di rumah Bunga kepadaku dikala saya bertamu ke rumahnya. Dalam pidato tersebut, Pak Kades berkata, “kita selaku bab dari desa ini, harus terus mempertahankan kebersihan desa ini setiap harinya.” Santana (2005:12) menyatakan, “feature menjadi orisinal dikarenakan pula oleh muatan isinya yang mengandung nilai-nilai human interest.“ Bab “Apa Itu Penulisan Feature” pada buku karya Saptiawan Santana K tersebut akan mengirimkan pembaca untuk mengenal lebih erat seputar feature. “Aku Ingin” merupakan salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang terkenal, serta telah dimusikalisasikan oleh duo Ari Reda. “The Persistent of Memory” yakni lukisan Salvador Dali yang paling dikenal khalayak luas. “Bilang Begini Maksudnya Begitu” yaitu buku nonfiksi karya Sapardi Djoko Damono yang ditujukan sebagai bimbingan untuk mengapresiasi suatu puisi. Sejumlah stasiun televisi sudah melakukan proses”afiliasi” dengan stasiun televisi lainnya, bahkan dengan media lain mirip radio dan koran. Kerja paksa ialah salah satu bentuk “dehumanisasi” yang pernah dialami oleh rakyat bangsa ini. Kata turunan adalah kata yang sudah “terafiksasi” oleh sejumlah macam “afiks.” Masyarkat hendaknya tidak asal-asalan dalam melaksanakan “stigmatisasi.” “Oryza sativa” yaitu nama ilmiah dari pada tanaman padi. “Felis catus” ialah nama ilmiah dari binatang kucing. Berita imitasi atau hoax sering kali berisi informasi atau pernyataan yang tidak “akuntabel” Setiap anggota organisasi mesti memiliki sifat “komplementer.” Setiap jengkal bangunan itu dia ukur dengan sangat “presisi.” “Stereotip” yang menyatakan bahwa anak autis tidak mampu sukses harus secepatnya dihapuskan. Kenaikan harga yang tidak menentu membuat roda perekonomian masyarakat mengalami “turbulensi.” Bangunan-bangunan bersejarah yang hampir roboh mesti “direstrukturisasi” biar struktur bangunannya menjadi lebih kokoh. Performanya tamat-simpulan ini begitu “fluktuatif” sekali. Demikianlah beberapa pola penggunaan tanda petik dua dalam kalimat bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca sekalian, baik itu tentang tanda baca khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)