Minggu, 22 November 2020

30 Teladan Penggunaan Tanda Penyingkat Dalam Kalimat Dan Penjelasannya

Tanda baca penyingkat atau apostrof merupakan salah satu tanda baca yang ada di dalam bahasa Indonesia. Seperti tanda baca yang lain, tanda baca yang disimbolkan dengan (‘) ini penggunaannya telah dikelola oleh kaidah EYD, di mana penggunaan tanda baca tersebut sudah dibahas sebelumnya pada artikel penggunaan tanda elipsis dan tanda penyingkat apostrof. dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk dua hal, adalah untuk penyingkat sebuah kata, serta penyingkat angka sebuah tahun. Penyingkatan dua hal tersebut dijalankan dengan cara menghilangkan beberapa bagian dari kata atau angka sebuah tahun tersebut. Supaya pembaca lebih paham, berikut ditampilkan beberapa acuan penggunaan tanda penyingkat dalam kalimat bahasa Indonesia! Contoh Penggunaan Tanda Penyingkat dalam Kalimat Bahasa Indonesia Senjakala pun ‘tlah datang di tanah ini. (‘tlah: sudah) ‘Smakin hari saya mengingatnya, ‘kian hari pula saya ingin melupakannya. (‘smakin: semakin) Perjalananku ‘lum akhir sampai di sini. (‘lum: belum) Tunggulah di situ, saya ‘kan datang menemuimu. (‘kan: akan) ‘Stlah kau pergi, kehidupanku menjadi tak berwarna. (‘stelah: sesudah) Kau masih mengingatku, ‘kan? (‘kan?: bukan) Insiden itu terjadi pada tahun ’98. (’98: 1998) Andini Cempaka Putri lahir pada tanggal 29 Januari ’96. (’96: 1996) Lagu ini aku persembahkan ‘tuk kekasihku yang sudah lama tiada. (‘tuk: untuk) Aku akan mengingatmu untuk ‘slama-lamanya. (‘slama-lamanya: selama-lamanya) ‘Slama itu pula, aku akan terus menantikan kehadiran dirimu. (‘slama: selama) Jangan paksakan saya untuk menjadi ‘sperti yang engkau mau! (‘sperti: mirip) Acara pelatihan itu akan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari ’18. (’18: 2018) Davina ialah salah satu diantara murid angkatan ’07 SMPN 97 yang sukses menamatkan S1 di perguruan tinggi tinggi luar negeri. (‘o7: 2007) Dalam upacara pengibaran bendera kemarin, saya ditugaskan untuk membacakan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun ’45. (’45: 1945) ‘Skali lagi kau melakukan hal itu, saya akan menghukummu dengan sekerar-kerasnya. (‘skali: sekali) ‘Skian lama mendambakan dirimu sebagai pendamping hidupku. (‘skian: sekian) Dalam pementasan teater tersebut, Syamsidar berperan ‘sbagai seorang penjahat perang. (‘sbagai: selaku ) ‘Stiap aku memandangi wajahmu, saya selalu teringat akan paras adikku yang telah lama meninggal. (‘stiap: setiap) Dia sudah berjanji terhadap dirinya sendiri, bahwa dia akan ‘slalu tiba ke sekolah sempurna waktu, dan mengerakan setiap tugas dari sekolah dengan kemampuannya sendiri. (‘slalu: selalu) Pak Musworo sudah menetap di Jakarta semenjak tahun ’86. (’86: 1986) Dengan ini aku ucapkan ‘trima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang sudah menolong terlaksananya acara seminar kali ini. (‘trima: terima) Kami ‘slaku pihak perusahaan meminta maaf atas kelalaian yang telah dilaksanakan oleh salah satu karyawan di perusahaan kami. (‘slaku: selaku) ‘Sluruh hatiku remuk redam sesudah mengenali bahwa beliau sudah mengkhianati diriku. (‘sluruh: seluruh) Dia mengayuh ‘speda miliknya yang berwarna hijau itu dengan sangat kencang. (‘speda: sepeda) Demikianlah beberapa pola penggunaan tanda penyingkat dalam kalimat bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengenali pola penggunaan tanda baca lainnya, pembaca bisa membuka postingan acuan penggunaan tanda koma dalam kalimat, pola penggunaan tanda seru dalam kalimat, pola penggunaan tanda tanya dalam kalimat, pola penggunaan titik koma dalam kalimat, serta penggunaan tanda titik yang benar pada kependekan. Adapun pembahasan kali ini dicukupkan saja sampai di sini. Semoga berfaedah dan mampu memperbesar wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu perihal tanda baca terutama, maupun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)