Minggu, 15 November 2020

4 Cara Penggunaan Aksara Tebal Yang Benar Sesuai Eyd

Penggunaan aksara tebal yang benar sesuai EYD ialah topik pembahasan kita kali ini. Sebelumnya pembahasan wacana penggunaan aksara kapital dan penggunaan abjad miring sudah diuraikan dengan gamblang. Untuk melengkapi isu perihal tata cara penulisan yang baik dan benar maka pedoman penggunaan karakter tebal juga akan dijelaskan lebih rinci pada bahasan kali ini. Selamat belajar. Sebuah abjad, kata, frasa, klausa atau kalimat yang ditulis menggunakan cetakan tebal tentunya menampung arti tersendiri. Penggunaan cetakan tebal dimaksudkan untuk menunjukkan bagian-bagian yang penting atau ingin ditonjolkan daripada bab yang lainnya. Huruf tebal, miring, atau kapital memiliki fungsi  dengan pedoman penggunaannya masing-masing. Pengertian Huruf Tebal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tebal” mempunyai arti berjarak lebih besar. Huruf tebal mampu diartikan abjad yang dituliskan dengan jarak yang lebih besar ketimbang abjad kebanyakan. Huruf tebal terlihat lebih besar jika daripada karakter yang biasa. Istilah abjad tebal digunakan untuk aksara yang dicetak tebal. Dalam cetakan komputer, penulisan karakter tebal lebih gampang dikerjakan alasannya adalah ada ikon “Bold”. Akan namun dalam ketikan manual atau tulisan tangan, karakter tebal ditandai dengan garis bawah ganda pada kata yang dimaksud. Penggunaan Huruf Tebal sesuai EYD Dalam bahasa Indonesia, sistem penulisan juga sangat diperhatikan. Tata cara penulisan sangat penting alasannya adalah makna yang ditimbulkan akan berbeda bila menggunakan metode penulisan yang salah. Oleh karena itu pemerintah, terutama kementerian pendidikan, menyusun aliran tentang tata tulis dalam bahasa Indonesia. Tata tulis ini ditujukan semoga adanya keseragaman dalam penulisan, yang bahasan ini pastinya ihwal penggunaan abjad tebal. Pada awalnya penggunaan abjad tebal dikelola sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No.46 Tahun 2009 ihwal Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Akan tetapi belum usang ini telah disusun fatwa ejaan yang sudah diperbaharui. Pedoman tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No.50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Secara ringkas tetapi lengkap, beberapa pemikiran dalam penulisan abjad tebal yaitu: 1. Huruf Tebal dalam Laporan atau Karya Ilmiah Penggunaan huruf tebal dalam laporan atau karya ilmiah digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bab bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/ simbol, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Contoh: Judul : Implementasi Algoritma Bco (Bee Colony Optimization) Dalam Penyelesaian Traveling Salesman Problem Bab  : BAB I     PENDAHULUAN BAB II    DASAR TEORI BAB III   METODE PENELITIAN BAB IV   PEMBAHASAN BAB V    PENUTUP Bagian Bab : A. Algoritma 1. Dasar Algoritma 2. Penyajian Algoritma B. Graf 1. Dasar – dasar Graf 2. Keterhubungan (Connectivity) 3. Jenis – jenis Graf 4. Representasi Graf dalam Matriks C. Traveling salesman masalah D. Algoritma Optimasi 1. Swarm Intelligence (SI) 2. Konsep Dasar Algorima BCO 3. Deskripsi Algorima BCO Daftar dan lampiran: DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SIMBOL DAFTAR PUSTAKA INDEKS LAMPIRAN 2. Huruf Tebal dalam Cetakan Kamus Penggunaan huruf tebal dalam cetakan kamus berfungsi untuk menuliskan lema dan sublema. Selain itu, abjad tebal ditujukan untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi. Polisemi yakni suatu kata yang bermakna lebih dari satu. Contoh: (contoh berikut diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pakai  v cak 1 mengenakan; ber-…: pelajar SLTP – seragam putih biru; 2 dibubuhi dengan …; diberi ber-…; dengan: satu gelas es teh – gula; Memakai  v 1 mengenakan: baju kebaya; pending emas; jas hujan; 2 memakai; memanfaatkan (dalam arti yang luas): abjad Braille; 3 mematuhi; mengindahkan: hukum permainan; 4 membutuhkan; menghabiskan: pembangunan gedung itu biaya yang besar; 5 naik; menumpang: pesawat terbang; 6 mempekerjakan: beliau dua orang pembantu; 7 mengikuti: penduduk daerah itu masih etika usang; Tangisan  n 1 tangis; tentang (perbuatan) menangis: hatinya tersayat mendengar anaknya; 2 sesuatu yang ditangisi: apakah gerangan makna anak itu?;buah beruk, pb gadis anggun yang menjadi idaman anak bujang 3. Huruf Tebal pada Kata yang Ditulis Miring Pada kata yang sudah ditulis miring, huruf tebal mampu digunakan. Perhatikan contoh berikut: Arti kata et pada perumpamaan divide et impera yaitu ‘dan’. Suku kata logi pada kata psikologi menunjukkan sebuah keilmuan yang dipelajari, dalam hal ini berhubungan dengan sikap kejiwaan insan. Kata adenium pada nama ilmiah kamboja adalah adenium obseum menunjukkan genus. Penggunaan aksara tebal dan aksara miring sering terbalik. Kata yang semestinya di tulis memakai karakter tebal sering kali ditulis dengan abjad miring. Begitu juga sebaliknya, kata yang semestinya di tulis memakai karakter miring terkadang ditulis dengan aksara tebal. Atau kadang kala malah tidak ditulis baik menggunakan abjad tebal maupun karakter miring. Oleh sebab itu, mengetahui cara penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia sangatlah diperlukan. Pembahasan postingan wacana penggunaan karakter tebal yang benar sesuai EYD dalam bahasa Indonesia telah kita uraikan diatas. Semoga penjelasan perihal penggunaan abjad tebal mampu dimengerti dengan baik. Tunggu pembahasan bahan lain dari dosenbahasa.com ya. Jadikan senantiasa dosenbahasa.com sebagai referensi mencar ilmu bahasa Indonesia. Terima kasih
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon