Kamis, 12 November 2020

Cara Penggunaan Tanda Petik Dan Petik Tunggal Yang Bagus Dan Benar Sesuai Eyd

Cara Penggunaan Tanda Petik dan Petik Tunggal yang bagus dan Benar sesuai EYD. Di postingan sebelumnya sudah pernah di bahas mengenai penggunaan tanda baca. Beragam jenis tanda baca yang di ulas di dalam bahasan tersebut. Pada peluang kali ini, kita akan mempelajari lebih detail perihal Penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar dalam kalimat. Tanda petik sering juga disebut selaku tanda kutip. Tanda petik (memuat tanda petik dan tanda petik tunggal) merupakan salah satu tanda baca yang dipakai secara berpasangan. Tanda petik dan tanda petik tunggal mungkin merupakan hal yang praktis dalam tata kalimat. Akan tetapi penggunaan tanda petik dan tanda petik tunggal akan berhubungan dengan makna dari kalimat itu. Oleh karena itulah pengertian wacana penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar sesuai EYD sangat diharapkan. Baik tanda petik maupun tanda petik tunggal lebih sering ditemui pada penulisan obrolan. Penggunaan tanda petik dan tanda petik tunggal  yang benar diputuskan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No.46 Tahun 2009. Peraturan Menteri ini membicarakan tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Lalu bagaimana bantu-membantu hukum dalam penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar ? Berikut ulasannya. Selamat menyimak. Penggunaan Tanda Petik (“…”) Jenis pertama dari tanda petik ialah petik ganda, namun lebih familiar disebut tanda petik. Tanda petik mampu digunakan dalam beberapa suasana. Berdasarkan ajaran EYD, tanda petik dipakai untuk mengapit: 1. Petikan eksklusif dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh: “Ayah tidak mengijikanku pergi,” kata Irish. Kepala desa berkata, “Semua warga harus gotong royong membangun kembali jembatan yang roboh akhir kelebihan muatan.” Surat ibu menyatakan,”Kalian mesti peduli satu sama lain setelah ibu tidak ada lagi di rumah ini.” Undang Undang Sisdiknas Tahun 2003 menyatakan, “Pendidikan yaitu perjuangan sadar dan terjadwal untuk mewujudkan situasi berguru dan proses pembelajaran biar peserta asuh secara aktif membuatkan peluangdirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, adab mulia, serta keahlian yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” 2. Judul karangan, bagian buku, atau syair yang dipakai dalam kalimat. Contoh: Sebaiknya kalian membaca dengan seksama “Penggunaan Tanda Baca” dalam web dosenbahasa.com. Makalah “Indonesia Merdeka” mampu membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme para pengunjung. Bab “Refleksi Diri Melalui Hati” dalam buku Refleksi membuat aku terkenang semua kekhilafan di abad kemudian. 3. Istilah ilmiah yang memiliki arti khusus atau kurang dikenal oleh masyarakat biasanya. Contoh: Penelitian itu dijalankan dengan “trial and error” berulang kali. Beberapa partai politik membentuk “aliansi” untuk memperkuat posisi di pemerintahan. Pemain “naturalisasi” dalam tim nasional mendapat sorotan karena prestasinya. Selain penggunaannya dalam kalimat, tata penulisan tanda petik juga mesti diperhatikan. Catatan ihwal tata penulisan tersebut adalah: Selain penggunaannya dalam kalimat, tata penulisan tanda petik juga mesti diamati. Catatan ihwal tata penulisan tersebut yaitu: 1. Tanda petik epilog diletakkan di belakang tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh: “Cepat lari keluar rumah!”, teriak Rahmat. (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda seru) Ayah bertanya, “Kenapa siapa pun di dalam rumah ini tidak bergerak cepat untuk menanggulangi dilema ini?” (tanda petik epilog diletakkan di belakang tanda tanya) Ani berkata,”Jangan kau pedulikan omongan orang di sekitarmu.” (tanda petik epilog diletakkan di belakang tanda titik) 2. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan di belakang tanda petik pada ujung/bagian kalimat. Tanda petik dalam kalimat ini mengapit kata yang memiliki arti khusus. Contoh: Karena kecerdasannya, Andi sering dijuluki “Si Cabe Rawit”. (tanda baca titik ialah tanda baca epilog kalimat sehingga diletakkan di belakang tanda petik) Rianty senantiasa dipanggil selaku “bule desa”; entah apa makna yang tersirat di dalamnya. 3. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup (dalam satu pasangan) ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. 4. Tanda petik dapat dipakai untuk pengganti keterangan idem (sama dengan di atas) dalam bentuk daftar. Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’) Jenis tanda petik yang kedua ialah tanda petik tunggal. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit: 1. Petikan yang terdapat di dalam petikan lain Contoh: Bagus berkata,”Semua orang berteriak ‘Tolong..tolong..’, namun semua sibuk mengurus keamanan diri mereka sendiri”. “Ustadz menerangkan bahwa ‘sholat adalah hal yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak‘,” ujar Randy. “Pencuri itu menangis sambil menyampaikan ‘saya terpaksa mencuri obat ini’, seketika itu amarahku eksklusif sirna,” kisah Tono. Demikianlah penjelasan mengenai penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar sesuai EYD. Semoga penjelasan yang sudah dipaparkan dapat bermanfaat dalam aktivitas belajar Anda.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon