Selasa, 03 November 2020

Kumpulan Acuan Artikel Opini Di Koran

Kumpulan Contoh Artikel Opini di Koran. Salah satu di antara jenis-jenis karangan semi ilmiah adalah opini. Karangan ini ialah karangan yang berisi pandangan atau usulan seseorang kepada sebuah hal, khususnya kepada info yang merebak di masyarakat. Karangan ini sendiri merupakan karangan yang bersifat subjektif. Meski begitu, penulis opini harus mampu menampilkan sejumlah bukti nyata biar opini yang disampaikannya bisa diterima oleh khalayak. Opini lazimnya ditulis di banyak sekali jenis media massa, tergolong di media koran. Pada artikel kali ini, kita akan mengenali mirip apa contoh sebuah goresan pena opini yang dimuat di sebuah koran. Adapun acuan tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini! Bangsa Juara* Oleh: Asep Kadarohman Siapa pun yang menjangkau prestasi tingkat nasional, regional, apalagi internasional, pada umumnya hidupnya niscaya akan terjamin. Selain populer, mereka juga akan mendapatkan pekerjaan yang tepat dengan prestasi yang diraihnya dan memperleh penghsilan yang memuaskan. Ia akan disanjung dan dipuja serta dimanjakan. Itulah nasib para juara di negara maju yang menghargai prestasi. Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Di Indonesia juga sama, siapa pun yang juara akan selalu disanjung dan dipuja. Mereka juga akan menerima abeja penghargaan, penghormatan, dan kesejahteraan. Akan namun, kebanyakan, penghargaan yang diberikan bersifat sementara. Setelah juara, ya telah. Tidak ada lagi perlakuan selanjutnya, kecuali jika yang bersangkutan berinisiatif melanjutkan prestasinya secara mandiri. Mereka yang mengandalkan lembaga tertentu untuk memuat dan berbagi bakatnya kerapkali menghadapi kendala. Alih-alih tambah berprestasi, para jawara justru kerap putus asa alasannya adalah menghadapi realita pahit yang tak seirama dengan prestasi yang dicapai. Jika dia seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka dia tidak serta-merta menduduki jabatan tertentu karena prestasinya. Banyak pintu yang harus dilaluinya agar bisa menduduki jabatan itu. Kalau harus enduduki jabatan tertentu, kadang tidak cocok dengan pendidikan dan prestasi yang diraihnya. Bahkan, tidak jarang mereka mendapatkan job yang jauh dari bidang yang ditekuninya. Pada kenyataannya, jabatan di PNS lebih bersifat “urut kacang”; siapa yang senior maka beliau yang menerima jabatan tersebut. Kalaupun seseorang naik jabatan yang istimewa, kadang-kadang itupun karena kedekatannya dengan sejumlah pengambil kekuasaan. Di luar semua kendala teknis di atas, kendala yang paling fundamental yakni karena kultur kita belum aman bagi peraih prestasi. Kita masih memelihara “budaya” bahwa menang itu mengalahkan. Maka, siapa saja yang meraih prestasi, mempunyai arti ia “mengancam” bagi orang lain, terutama pimpinan yang bisa setiap dikala harus rela digusur untuk memberi daerah bagi yang berprestasi tersebut. Sebaliknya, adanya orang yang berprestasi justru memunculkan tindakan kontraproduktif berupa penjegalan terhadap orang-orang berprestasi tersbeut. Jika iklim berprestasi di tanah air masih seperti ini, kapankah Indonesia akan maju dan menjadi bangsa juara? Demikianlah pola opini di koran dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa memperbesar wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu tentang opini utamanya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Jika pembaca ingin menambah rujukan soal karangan semi ilmiah, maka pembaca bisa membuka beberapa postingan berikut, adalah: pola biografi singkat, pola biografi orang berhasil, pola autobiografi singkat perihal diri sendiri, contoh esai sastra, pengertian dan pola memoar, serta artikel contoh memoar singkat. Sekian dan juga terima kasih. *Contoh opini ini dikutip dari koran Pikiran Rakyar edisi 29 Agustus 2016 (dengan sedikit perubahan). Adapun acuan opini dibahas hanyalah separuh dari teks aslinya yang terlalu panjang untuk ditulis di artikel ini.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon