Kamis, 05 November 2020

Pola Feature Tentang Pejalanan Wisata

Sebelumnya, kita sudah mengenali beberapa pola feature di beberapa artikel yang lalu. Adapun beberapa postingan tersebut antara lain contoh feature singkat, acuan feature kuliner, dan teladan feature minat insani. Kali ini, kita akan mengenali seperti apa acuan feature yang bertemakan rekreasi. Adapun contoh tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini! Mengejar Senja di Masjid Fatahilla Flores* Berawal dari kisah lepas yang dihimpun selama ini di Kota Borong, ibu Kota Kabupaten Manggari Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Cerita lepas itu mengisahkan suatu rumah ibadah umat Muslim di Kampung Liur, Desa Ranamese, Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur yang berada di puncak bukit Pembe. Nama rumah ibadah itu ialah Masjid Fatahilla yang berada di puncak bukit Kampung Liur. Begitu unik dan menakjubkannya Masjid yang berada di puncak bukit di Kabupaten Manggarai Timur tersebut. Selasa (24/4/2018) kemudian, aku bersama dengan Calon Bupati Manggarai Timur, Fransiskus Sarong-Kasmir dan tim suksesnya beranghkat dari kota acuh taacuh Ruteng–ibu kota Kabupaten Manggarai–menuju ke bagian timur. Rasa ingin tau dari cerita lepas tentang rumah ibadah umat Muslim yang berada di puncak bukit itu menciptakan aku dan rombongan berpacu dengan waktu supaya sampai di tempat itu. Jalan negara ber-hotmix dari kota cuek Ruteng sampai di pertigaan Bealaing, Kecamatan Pocoranaka tidak menyusahkan sang sopir mengendari kendaraan untuk menjinjing rombongan ke kampung tersebut. Dari pertigaan itu, sang sopir mulai hati-hati dalam mengendarai kendaraan sebab ada beberapa ruas jalan yang berlubang di Kampung Watucie. Dari kampung Watucie menuju kawasan hutan konservasi Banggarangga, ruas jalan bersattus jalan propinsi itu masih juga berlubang. Namun, sebagian sedang diperbaiki. Sepanjang daerah hutan konservasi Banggarangga, bunyi merdu banyak sekali jenis burung menhibur kami. Kawasan hutan konservasi Banggarangga masih terjaga dengan baik, sehingga berbagai jenis burung endemik Flores masih terdengar bunyi merdunya. * * * Senja di Bukit Fatahila Rombongan terus melintasi jalan raya rusak menuju Kampung Liur untuk bertatap wajah dengan penduduk setempat. Menempuh perjalanan dengan medan berat tidak mematahkan semangat untuk berjumpa dengan sesama rombongan kerabat setempat. Rombongan tiba sekitar pukul 16.00 WITA. Waktu itu, matahari mulai menunjukkan tanda-tanda terbenam. Setiba di rumah bau tanah adab di Kampung Liur, rombongan disambut dengan ritual akhlak lokal, “kepok.” Setelah ritual budbahasa simpulan, tuan rumah menghidangkan kopi pahit kepda rombongan. Minum kopi merupakan sebuah tradisi dari warga setempat. Jika tamu ingin minum kopi cantik, maka tuan rumah akan menyediakannya di suatu gelas tersendiri. Namun, tradisi warga di seluruh Manggarai Timur adalah menghidangkan kopi pahit terhadap tamu maupu  keluarga yang bertamu. Saat matahari terbenam, aku keluar rumah serta menuju ke suatu Masjid untuk mengabadikan matahari terbenam dari balik Masjid tersebut. Akhirnya keinginan menyaksikan senja dari Masjid Fatahilla terwujud. Demikianlah acuan featur wisata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan para pembaca sekalian, baik itu perihal feature terutama, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Jika pembaca ingin menambah refrensi soal karangan semi ilmiah, maka pembaca mampu membuka beberapa postingan berikut, ialah: pola memoar singkat, acuan biografi singkat, acuan tajuk planning singkat, dan pola opini di koran. Sekian dan juga terima kasih. *Dikutip dari laman https://travel.kompas.com/read/2018/05/17/161200727/mengejar-senja-di-masjid-fatahilla-flores (dengan beberapa pergantian). Teks yang ditampilkan di artikel ini hanyalah separuh dari teks aslinya, bahkan ada bagian yang tidak kami tuliskan di sini alasannya satu dan lain hal,
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon