Jumat, 19 Februari 2021

10 Teladan Pantun Talibun 8 Baris Dalam Sastra Indonesia

Contoh Pantun Talibun 8 Baris dalam Kesusasteraan Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, talibun ialah suatu bentuk puisi lama dalam kesusasteraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris. Dalam satu baitnya, talibun bisa berisi 6, 8, 10, bahkan 12 baris. Biasanya, talibun berisi tentang sosok seorang tokoh, keampuhan suatu benda/tokoh, suasana waktu (entah itu pagi siang ataupun sore), hingga perasaan yang tengah dicicipi oleh seseorang. Seperti yang telah disebutkan, bahwa talibun tergolong ke dalam jenis-jenis puisi usang, serta tergolong pula jenis-jenis pantun menurut bentuknya selain pantun berkait dan contohnya dalam bahasa Indonesia, pantun biasa, dan juga karmina. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui beberapa acuan pantun talibun yang barisnya berjumlah 8. Talibun ini mempunyai ciri-ciri pantun yang khas di dalamnya, yakni mempunyai teladan rima tamat a-b-c-d-a-b-c-d. Namun, dalam prakteknya, kadang kala teladan rima talibun mampu sangat berlainan dari acuan yang semestinya. Adapun contoh pantun talibun 8 baris dalam kesusasteraan Indonesia yaitu sebagai berikut. (1) Di negeri ini tak ada salju Yang ada cuma hujan yang lebat Yang buat negeri pun kebasahan Yang pantik harum aroma tanah Ini bukanlah sembarang palu Inilah palu yang sangat besar lengan berkuasa Bila dipukul ke bebatuan Maka batuan pun eksklusif pecah (2) Di pasar ada buah semangka Dan juga ada buah ketapang Ku beli sajalah seperempat Untuk hadiah anak dan istri Hatiku kini tengaah gulana Karna kekasih telah menghilang Hilang dan pergi ke satu daerah Tempat yang sangat jauh sekali (3) Di bak ada bunga seroja Seroja itu berwarna putih Putih warnanya sungguh cemerlang Membuat bak indah selalu Hatiku kini tengah gembira Karena telah jumpa kekasih Kekasih yang lama sudah menghilang Hilang dan pergi dari diriku (4) Sinar mentari bersinar terang Membuat silau di ini mata Dan juga buat saya merutuk “Betapa silau mentari itu!” Sangatlah pongah si Malin Kundang Tak mau aku Bunda tersayang Membuat Bunda mengucap kutuk Membuat Malin menjadi watu (5) Kapal pun terus saja berlayar Meskipun sering diterjang ombak Karena tuju sudah terpatri Di dalam pikiran tuan nahkoda Si Bawang Putih terus bersabar Meski dirinya terus dirisak Oleh Saudara dan Ibu tiri Yang amat kejam pada dirinya (6) Begitu jelas sinar sang surya Membuat silau di mata ini Kulit tubuhku pun kepanasan Oleh sinarnya yang panas cerah Arjuna itu anak ketiga Putranya Pandu dan Dewi Kunti Dia punyai tampangyang tampan Dan sangat lihai dalam memanah (7) Seorang Ibu tengah di pasar tengah kerjakan negosiasi Terhadap barang yang dibelinya Yaitu satu kilogram beras Hatiku kini sangatlah gelisah Oleh tingkahnya yang kurang latih Masa tubuhku dilemparinya Oleh batuan yang sangat keras (8) Langit di atas semakin kelabu Pertanda hujan turun ke sini Membuat tanah pun jadi berair Dan keluarkan harum aroma Ini bukanlah sembarang watu Ini yakni si batu bacan Dalamnya ada sesosok arwah Yang sangat andal kekuatannya (9) Roti Buaya dari Jakarta Kudapat dari pamannya Jaka Lalu roti pun kubawa pulang Pulang menuju kota Mataram Langit sekarang berwarna jingga Pertanda senja pun sudah tiba Dan mentari pun mesti berpulang Ke arah barat daerah terbenam Demikianlah beberapa pola pantun talibun 8 bait dalam bahasa Indonesia. Semoga berguna dan mampu menambah pengetahuan pembaca sekalian, baik di bidang talibun terutama, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)