Pantun ialah jenis puisi usang yang mempunyai hukum dan ketentuan yang mengikat. Pantun tidak mampu disebut pantun apabila tidak menyanggupi tolok ukur yang mengikatnya. Oleh alasannya itu ada beberapa ciri ciri pantun yang mesti dipenuhi. Disisi lain, Indonesia populer dengan keragaman budaya, etika dan bahasa. Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, banyak kawasan di Indonesia yang memiliki bahasa dan budayanya sendiri. Perbedaan ini juga menyebabkan banyak perbedaan dalam berpantun. Ciri ciri pantun secara umum antara lain : biasanya terdiri atas 4 baris baris pertama dan kedua disebut sampiran baris ketiga dan keempat disebut isi Selain ciri biasa tersebut, ada juga ciri lain pantun tergantung dari jenis pantunnya. Jenis jenis pantun berdasarkan keterkaitan sampiran dan isi, isinya, dan budaya daerah mempunyai ciri selaku berikut : Ciri Ciri Jenis Pantun Mulia dan Tak Mulia Berdasarkan keterkaitan sampiran dan isi, pantun dibagi menjadi pantun mulia dan pantun tak mulia. Ciri ciri jenis pantun mulia dan tak mulia sebagai berikut: mempunyai 4 baris masing-masing baris memiliki 8 – 12 suku kata baris pertama dan kedua disebut sampiran baris ketiga dan keempat disebut isi bila sampiran dan isi mempunyai keterkaitan fonetis dan makna maka disebut pantun mulia apabila sampiran dan isi tidak mempunyai keterkaitan makna maka disebut pantun tak mulia pantun mampu mempunyai rima tamat berupa a/b/a/b atau a/a/a/a Berdasarkan ciri ciri di atas, berikut pola untuk pantun mulia dan tak mulia. 1. Pantun Mulia Contoh pantun mulia berima a/b/a/b: jangan suka makan mentimun karna mentimun banyak getahnya hai mitra jangan terdiam termangu itu tak ada gunanya Baris pertama (sampiran) dan baris ketiga (isi) mempunyai makna yang sama. Maknanya kurang lebih larangan untuk tidak melaksanakan sebuah kegiatan. Dalam sampiran, tampakbahwa kita dihentikan makan mentimun sebab getahnya. Isi pantun saling berkaitan ialah larangan uuntuk tidak melongo alasannya tidak ada gunanya. 2. Pantun tak mulia Contoh pantun tak mulia berima a/b/a/b: ke pasar membeli gitar Jangan lupa beli sukun Jika kamu ingin arif Belajarlah dengan tekun Baris pertama dan kedua (sampiran) tidak memiliki makna yang sama dengan baris ketiga dan keempat (isi). Ciri Ciri Jenis Pantun Berdasarkan Isi Jenis pantun menurut isi ada beberapa jenis. Hal ini diputuskan oleh isi dari pantun tersebut. Ciri ciri pantun ini dapat dijabarkan sebagai berikut: memiliki 4 baris masing-masing baris mempunyai 8 – 12 suku kata pantun dapat memiliki rima simpulan berupa a/b/a/b atau a/a/a/a baris pertama dan kedua disebut sampiran baris ketiga dan keempat disebut isi isi pantun menentukan jenis pantun, adalah pantun anak-anak, pantun nasib/dagang, pantun perkenalan, pantun persahabatan, pantun akhlak, pantun agama, pantun akal, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun kias, pantun pesan yang tersirat, pantun percintaan, pantun peribahasa, pantun teka-teki dan pantun perpisahan. Beberapa teladan pantun tersebut diantaranya: 1. Pantun Agama Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis jenazah di pintu kubur Teringat tubuh tidak sembahyang Pantun diatas terdiri dari 4 baris dengan masing masing terdiri dari 8-9 suku kata. Rima simpulan berbentuka/b/a/b. Isi dari pantun menunjukkan akibat melewatkan sembahyang. 2. Pantun Nasihat Bertamu ke tempat tinggal paman Jangan lupa bawa kedondong Jika ingin miliki sobat Jangan engkau berlaku angkuh Pantun diatas terdiri dari 4 baris dengan masing masing berisikan 8 – 9 suku kata. Rima selesai berupa a/b/a/b. Isi dari pantun memperlihatkan hikmah agar tidak sombong agar menerima banyak sahabat. 3. Pantun Jenaka Petik buah di rawa rawa Jangan ambil yang belum masak Sakit perut alasannya adalah tertawa Lihat kucing duduk berbedak Contoh diatas berisikan 4 baris dengan masing masing terdiri dari 9 suku kata. Rima final berupa a/b/a/b. Isi pantun bermaksud untuk menghibur. Ciri Ciri Jenis Pantun Daerah Pantun banyak dipengaruhi oleh kebudayaan daerah pula. Jenis pantun menurut suku kawasan ada 3 macam yaitu pantun Sunda, Banjar, dan Betawi. Perbedaan dari ketiga jenis ini sebagai berikut: 1. Pantun Sunda Pantun atau sisindiran Sunda sama halnya dengan pantun pada umumya, berisikan 4 baris (sampiran dan isi) dan mempunyai rima. Ciri ciri pantun Sunda yang membedakannya dengan jenis pantun lain ialah: diceritakan oleh tukang pantun (prepantun) dan diiringi instrumen musik terdiri dari 4 baris, setiap baris memiliki 8 suku kata Kebanyakan berisi pesan tersirat atau candaan Contoh: Kamana jalan ka jogja Kaditu ka palih wetan Kamana jalan ka surga Kaditu kapangaosan 2. Pantun Banjar Sama halnya dengan pantun melayu, pantun banjar terdiri atas 4 baris yang ialah sampiran (baris pertama dan kedua) dan isi (baris ketiga dan keempat). Namun pantun Banjar memiliki keunikan yang membedakannya dengan yang lain. Ciri ciri pantun Banjar antara lain: ada yang seperti syair lagu dan berima a/a/a/a terjadi pengulangan baris yang menjadikan irama harmonis isinya bermacam macam seperti pesan tersirat, candaan, dan sebagainya. Contoh: siutuh harat bakisah inya bakisah musuh pamannya biarlah kita bapisah ingatlah ulun salamanya 3. Pantun Betawi Ciri-ciri pantun Betawi yang membuatnya unik adalah lisan spontan. Meskipun mempunyai rima a/b/a/b, tampakbahwa pantun Betawi tidak terlalu mempertimbangkan keterkaitan sampiran dan isi. Ciri ciri pantun Betawi antara lain: terdiri dari 4 baris berupa sampiran dan isi tidak ada keterkaitan antara sampiran dan isi menggunakan bahasa Betawi dan mengandung bagian sosial budaya Contoh pantun Betawi: Kupi diseduh air mendidih tambe gule diaduk rate biar ati nggak tambe murung nyok berpantun ale jakarte Beberapa ciri ciri pantun secara biasa dan misalnya diatas, dapat disimpulkan bahwa semua jenis pantun memiliki kesamaan. Walapun isi dan maksud penyampaian berlawanan, setiap pantun umumnya terdiri dari 4 baris. Namun ada juga jenis pantun yang hanya terdiri dari dua baris. Pantun ini disebut pantun kilat. Baris pertama menjadi sampiran sedangkan baris kedua sebagai isinya. Selain itu, kebanyakan setiap baris cuma terdiri dari 4 – 6 suku kata. Ini disebabkan aturan jumlah suku kata per baris yakni sebanyak 8 – 10 kata. Ada pantun yang setiap barisnya mempunyai jumlah suku kata yang serupa. Ada pula yang jumlah suku kata pada baris pertama dan ketiga sama, lalu baris kedua dan keempat sama. Perbedaan ini dibolehkan asalkan hanya selisih 1 suku kata saja. Ciri ciri pantun yang biasa lainnya ialah rima. Semua pantun memiliki rima dengan contoh a/b/a/b atau a/a/a/a. Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Senin, 08 Februari 2021
Pemahaman Pantun, Ciri Ciri Pantun Secara Lazim Dan Contohnya
Diterbitkan Februari 08, 2021
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon