Pantun mempunyai banyak jenis. Karmina yakni salah satu dari jenis jenis pantun dalam bahasa Indonesia dan ialah salah satu jenis karya sastra klasik yang sudah ada semenjak era ke-16. Pantun karmina disebut juga pantun singkat alasannya adalah hanya memiliki dua baris yang bersajak a – a. Baris pertama ialah sampiran dan baris kedua merupakan isi pantun. Pantun juga mempunyai ciri ciri pantun seperti pada pantun karmina, baris pertama mempunyai ciri menggunakan kalimat kiasan dengan istilah sebuah objek lain atau sikap yang kemudian diperjelas oleh baris kesua yang ialah isi. Baris kedua mempunyai ciri memperjelas maksud pantun dengan bahasa yang pribadi dan mudah dipahami. Pantun karmina ini sering dipakai selaku kalimat kiasan untuk menegur seseorang dengan lebih sopan, namun banyak orang belum mengerti bahwa istilah yang digunakannya merupakan jenis pantun karmina. Pantun karmina disebut juga perumpamaan yang tidak langsung sehingga menawarkan kesan lebih sopan untuk menegur seseorang. Contoh Pantun Karmina Di bawah ini beberapa acuan pantun karmina : (1) Dahulu ketan sekarang ketupat Dahulu preman sekarang uztad (2) Kelapa diparut enak rasanya Biar perutnya gendut baik hatinya (3) Ikan lele beli di pasar Persoalan sepele jangan diumbar (4) Tiada umat sepandai Nabi Turutlah ilmu sebelum mati (5) Jalan jalan ke trotoar Walau kampungan tapi arif (6) Burung elang burung kutilang Aku pulang membawa uang (7) Tas hitam di atas meja Saya cakep siapa yang punya (8) Limau perut di tepi rawa Sakit perut alasannya tertawa (9) Ikan kakap makan kepompong Banyak mahir suka bohong (10) Situ bagendit jangan dicaci Kakek genit digoda waria (11) Air panas di dalam panci Kurang patut memuji diri (12) Gendang gendut tali kecapi Kenyang perut bahagia hati (13) Pinggan tak retak, nasi tak hambar Tuan tak hendak, kami tak ingin (14) Kayu lurus dalam gudang Kerbau kurus banyak tulang (15) Kura kura dalam perahu Pura pura tidak tahu (16) Gelatik di pohon jati Cantik itu yang bagus hati (17) Ayam jago terbang ke awan Ayo kita menjadi musuh (18) Ikan sembilang di balik watu Sudah dikatakan jangan mengganggu (19) Gelatik dalam rumah Cantik itu yang ramah (20) Gelatik mematuk polong Cantik itu suka menolong (21) Gelatik di pohon lada Cantik itu berlapang dada (22) Gelatik melayang ke awan Cantik itu gemar memberi (23) Ada jelaga di kereta Mata terjaga hati tertata (24) Buahnya ranum kulitnya luka Bibir tersenyum banyak yang suka (25) Tari saman indah gerakannya Tanda akidah lapang dadanya (26) Indah delman sunda kelapa Tanda kepercayaan berbakti ke ibu bapak (27) Indah taman makan tajin Tanda iktikad kerjanya tekun (28) Indahnya taman waktu temaram Tanda dogma hidupnya tenteram (29) Indahnya taman alangkah sejuknya Yang bermain ada akidahnya (30) Mintalah obat pada saudara Ikutlah rekomendasi biar selamat (31) Indahnya taman berkembang jati Tanda akidah, tepati komitmen (32) Indahnya taman duduk di papan Tanda kepercayaan, lakunya sopan (33) Buah ditata di atas meja Hidup kita sementara saja (34) Gabah itu bahan makanan Ibadah itu menyejukkan (35) Perahu layang karam tenggelam Dengan sembahyang hatimu tenteram (36) Ikan toman dalam sulaman Ikuti fatwa agar hidupmu kondusif (37) Talang betutu tempatnya padi Akhirat itu negeri baka (38) Kue apem di tangan penari Hati adem parasnya berseri (39) Ayun ayunan sambil makan Lantunan Quran mengagumkan (40) Ke siantar dengan teruna Sudah pintar parasnya arjuna (41) Naik sampan ke sebatik Sudah tampan penduduknya simpatik (42) Ujung bendul dalam semak Kerbau mandul, banyak lemak (43) Gula merah lagi diparut Nafsu amarah jangan diturut (44) Sirsak sirsak nangka belanda Pikiran rusak digoda janda (45) Candi mendut rusak jalannya Orang gendut banyak makannya (46) Dahulu bendo kini besi Dahulu sayang kini benci (47) Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih mengajukan pertanyaan pula (48) Ikan sembilang di balik watu Sudah kubilang jangan mengganggu (49) Dahulu sedan kini mercy Dahulu teman kini istri (50) Lain dulang lain kakinya Lain orang lain hatinya (51) Ke bilik ke dapur gulai pedas Itik bertelur ayam menetas (52) Sebab pulut santan binasa Sebab verbal badan binasa (53) Ada udang ada garam Ada orang banyak macam (54) Pohon jati burung dara Hati hati jika bicara (55) Kucing belang dalam tong Makara orang tahu diri dong (56) Pohon ditebang banyak semutnya Si kakak banyak maunya (57) Ada merpati berbulu bersih Hati hati menentukan kekasih (58) Ada tong rusak besinya Orang arogan sukar hidupnya (59) Tangkap ikan patah kailnya Kemunafikan besar dosanya (60) Ada bencong main mata Rasa benci jadi cinta (61) Cabe lombok buat melek mata Hei pemuda jangan main mata (62) Nenek lansia mau kemana Makara insan hendaknya memiliki kegunaan (63) Tupai mati kucing menguburkan Perasaan hati bukan untuk dimainkan (64) Di dunia banyak orangnya Harta dunia bukan segalanya (65) Anak kehilangan arah dicari ibunya Orang sesat sukar hidupnya (66) Selat Malaka banyak dermaga Anak durhaka takkan masuk nirwana (67) Sikap senohong gelama ikan duri Bercakap bohong usang usang mencuri (68) Tabtibau si puyuh padang Hilang pisau berubah bendo (69) Panan yaitu senjata mati Qonaah yaitu kekayaan sejati (70) Di ayunan meminum suji Keberanian adalah adat terpuji (71) Buah nangka bentuknya bundar Sudah bau tanah bangka belum ingat darul baka (72) Parfum dicium harum baunya Baca Al Alquran paham maknanya (73) Siapkanlah bekal menjelang wafat Dengan sebarkan ilmu yang berfaedah (74) Kiri kanan berbatang sepat Perut kenyang pedoman mampu (75) Obor itu untuk dinyalakan Sabar itu tak terkalahkan (76) Bunga ditata diatas meja Hidup kita sementara saja (77) Sudah jelatik bajing pula Sudah bagus akil pula (78) Ada tempayan gede tutupnya Anak perawan gede kentutnya (79) Kata dulang paku serpih Kata orang dia yang lebih (80) Daun pandan sedap di masakan Badan kecil pasti sedikit makan Pantun karmina memakai kata-kata kiasan atau kata-kata istilah pada baris pertamanya dan diperjelas oleh isi pada baris kedua. Anda bisa mengetahui maksud pantun tersebut secara jelas saat membaca baris keduanya. Baris kedua ini menggunakan kata pribadi yang mampu dipahami. Kata istilah pada baris pertama menggambarkan persamaan pada sebuah objek atau perilaku yang lalu diperjelas tujuannya pada baris kedua. Bagaimana? Menarik bukan mempelajari pantun klasik seperti pantun karmina? Semoga artikel contoh pantun karmina di atas dapat membantu Anda lebih mengenal dan mengerti jenis jenis pantun utamanya karmina. Semoga postingan ini bermanfaat. Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Selasa, 09 Februari 2021
Pengertian Pantun Karmina Dan 80 Teladan Pantun Karmina
Diterbitkan Februari 09, 2021
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon