Rabu, 08 Juli 2020

Pemahaman Dan Pola Puisi 3 Bait Tentang Alam

Contoh Puisi 3 Bait tentang Alam dalam Bahasa Indonesia. Contoh puisi dalam 3 bait telah pernah dibahas di postingan sebelumnya. Adapun artikel-artikel yang menampung puisi tersebut antara lain teladan puisi 3 bait perihal Ibu, dan contoh puisi 3 bait wacana sobat. Artikel kali juga akan menampilkan acuan puisi 3 bait yang ditampilkan dengan tema khusus, yakni alam. Tema ini sendiri juga sudah pernah dipakai sebagai tema untuk postingan lainnya, seperti teladan paragraf deskripsi perihal keindahan alam, contoh kalimat definisi ihwal alam, contoh cerpen singkat tentang lingkungan alam, serta teladan teks anekdot singkat perihal alam. Adapun pola puisi 3 bait ihwal alam dalam bahasa Indonesia adalah selaku berikut. Contoh 1: Tinggal Kenangan Setiap bangkit pagi, suara kokok ayam selalu menyauti dan mentari pun bersinar jelas cerahkan hari. Kabut gunung pun mengalun, pohon-pohon merimbun, dan daun-daunnya pun berembun. Namun itu sudah berlalu; telah menjadi nostalgi di imaji. Memang, kokok ayam dan sinar mentari masih ada di sini. Namun, kabut pagi yang mengalun, dan pohon rimbun yang daunnya berembun, sekarang hanya ingatan di ubun-ubun. Kabut pagi pun sudah berubah menjadi asap knalpot, pepohonan telah jadi gedung-gedung, dan embun di daun pun berubah menjadi peluh yang ada di kulit para warga kota yang terkena macet dan teriknya perkotaan. Contoh 2: Kepada Laut Biru Kau masih membiru dikala ini, .mbakmu juga masih berdebur. Terkadang, kamu juga bisa ciptakan badai. Kau memang masih seperti dulu lautku, Sugguh masih seperti dahulu. Tapi itu hanya tampak luarnya saja. Aku tahu, bahwa di dalam dirimu, kau sudah tidak mirip dahulu lagi, lautku. Kau sesungguhnya sekarang telah berganti. Kini kamu bukan hanya kawasan ikan-ikan berenang, namun sampah-sampah plastik dan kotoran sekalipun sekarang sudah berenang di kedalaman dan kebiruanmu. Terumbu karang yang mempercantik di dasarmu, kini telah mulai rontok, persis seperti rambut milik kakekku. Itu semua sebab aku; sebab ulah kaumku yang tak memahami bagaimana cara merawat kecantikanmu. Ah, lautku yang kucinta, tolong maafkanlah kebodohan kami, tolong berilah kami kesempatan untuk mempercantik dirimu lagi. Kami mohon dengan sungguh, duhai maritim biru. Contoh 3: Elegi untuk Gunung Kau sekarang telah tidak perawan lagi, gunungku. Kau telah dijamah oleh para insan. Sudah banyak yang mendaki dirimu, mendirikan tenda di kaki-kakimu, dan bangkit tegak di puncakmu. Kini kau sudah bukan menjadi tempat untuk merenungkan kehidupan, kesejatian diri manusia, dan penciptaan sajak yang indah. Sebab, kamu sekarang kamu yaitu tempat wisata, dan tempat orang berswafoto pamerkan diri. Kini, kearifanmu sudah tidak diperdulikan dan tidak dihayati oleh insan yang bergelar kekinian. Lihat saja, kaki-kakimu mereka kotori dengan sampah, dan yang lebih gilanya lagi, mereka nyalakan sebatang nikotin di puncakmu. Ah, sungguh abnormal diri mereka! Orang lain cari oksigen di dirimu, mereka malah hancurkan oksigenmu. Ah, gunungku yang kucinta, supaya kearifanmu tak akan pudar oleh tingkah laris para insan yang tak budiman Demikianlah beberapa acuan puisi 3 bait wacana alam dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh puisi lainnya, pembaca bisa membuka postingan teladan puisi singkat, acuan puisi epigram, teladan puisi himne, teladan puisi balada, contoh puisi elegi, dan pola puisi romance. Semoga berguna dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian. Terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)