Senin, 10 Agustus 2020

Pemahaman Majas Epifora Dalam Kalimat Dan Puisi Dan Contohnya

Pengertian Majas epifora dalam Kalimat dan Puisi dan Contohnya. Majas epifora ialah majas yang berisi pengulangan kata atau frasa terakhir pada suatu kalimat ataupun pada baris puisi. Hal ini berlawanan dengan majas anafora yang dimana majas tersebut berisi pengulangan kata atau frasa permulaan pada suatu kalimat ataupun pada baris puisi. Di artikel ini akan ditampilkan secara khusus acuan majas epifora yang terkandung di dalam suatu kalimat ataupun puisi. Adapun acuan majas epifora dalam kalimat dan puisi tersebut ialah selaku berikut! 1. Contoh Majas Epifora dalam Kalimat Tunggulah saya karena saya akan tiba, nantikan aku alasannya saya akan datang, jangan pergi dahulu alasannya adalah saya akan tiba. Janganlah khawatir sebab ia pasti akan kembali, janganlah resah karena ia niscaya akan kembali, dan janganlah takut alasannya adalah dia pasti akan kembali. Sungguh aku menyayangimu, tidak akan berhenti menyayangimu, dan akan terus menyayangimu. Ibu sedang membenahi rumah saat Ayah sedang di kantor, saya sedang kuliah dikala Ayah sedang di kantor, sementara adikku sedang mencar ilmu di sekolah saat Ayah sedang di kantor. Di pagi hari Ayah meminum kopi, di malam hari Ayah juga minum kopi, bahkan ketika hujan pun Ayah niscaya meminum kopi. Kata pujangga, hidup akan dingin tanpa cinta, hidup akan berwarna oleh cinta, dan kita pun hidup alasannya adalah cinta. Izinkanlah saya bertamasya, jangan halangiku bertamasya, karena saya ingin sekali bertamasya. 2. Contoh Majas Epifora dalam Puisi Contoh 1: Aku mendambamu dalam hening Aku merindumu dalam tenang Doa pun kupanjat dalam hening Harap pun kutanam dalam tenang Contoh 2: Hamba ini tercipta karena-Mu Hamba pun ibadah sebab-Mu Hamba pun binasa karena-Mu Dan hamba pun dibangkitkan kembali karena-Mu Contoh 3: Apakah komitmen-kesepakatan yang kamu ucap sudah engkau lupakan, tuan pejabat? Apakah sumpah setia yang kau ucap sudah engkau nafikan, tuan pejabat? Haruskah engkau terus kami ingatkan, tuan pejabat? Mau sampai kapan kamu begitu, tuan pejabat? Mau sampai kapan kami ingatkan, tuan pejabat? Ingatlah pada akad dan sumpahmu, dan laksanakan tugas yang engkau ampu, Atau kami akan menghampirimu, memintamu lengser dari kursimu. Contoh 4: Matahari kini sudah tiba Menandakan pagi telah tiba Dan hari baru pun telah datang Matahari sudah di tengah langit kita Menandakan siang telah hadir di tengah-tengah kita Matahari ‘kan terbenam di barat sana Dan senjakala pun timbul di sana Matahari pun telah terbenam lewati kita Pertanda bulan akan tiba hampiri kita Contoh 5: Hidup terasa hambar tanpa cinta Hari tak berwarna tanpa cinta Kita pun tercipta alasannya cinta Cinta yang terpancar dari Dia Sang Maha Cinta Karena itu hidup perlu ada cinta Karena semua ‘kan bermakna karena cinta Karena semua ‘tlah tercipta karena Cinta Demikianlah beberapa contoh majas epifora dalam bahasa Indonesia. Dengan ditampilkannya pola-teladan di atas, maka pembahasan pada postingan kali ini dicukupkan saja sampai di sini. Adapun jika pembaca ingin mengenali beberapa contoh dari beberapa diantara macam-macam majas yang lain, pembaca bisa membuka postingan acuan majas disfemisme, pola majas parabel, acuan majas eponim, teladan majas alusio, contoh majas perifrasa, dan teladan majas aptronim.  Semoga berfaedah dan mampu memperbesar wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai majas pada terutama, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)