Selasa, 01 September 2020

Pemahaman Makna Stilistik Dalam Kalimat Beserta Misalnya

Contoh Makna Stilistik dalam Kalimat – Artikel pada peluang sebelumnya telah membahas tentang berbagai jenis makna dari jenis jenis makna kata yang ada, antara lain makna kontekstual dan konseptual, acuan makna kias dan contoh makna perkumpulan. Dan pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang acuan makna stilistik. Apa itu Makna Stilistik? Makna stilistik merupakan makna yang ditimbulkan akhir pemakaian bahasa. Efek pemakaian bahasa ini akan mempunyai pengaruh terhadap emosi atau perasaan pembaca. Penggunaan jenis makna yang satu ini terkadang ditemukan dalam karya sastra. Dalam sebuah karya sastra, gaya bahasa merupakan hal yang mayoritas dipakai. Karena sebab inilah makna stilistik berkaitan erat dengan karya sastra. Makna stilistik sendiri berisikan beberapa jenis, yakni makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa perbandingan, makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa pertautan, makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa perulangan, dan makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa pertentangan. Contoh Makna Stilistik Untuk lebih mengerti kalimat seperti apa saja yang mengandung makna stilistik, berikut disajikan contoh-pola kalimat yang menampung makna stilistik. Contoh Makna Stilistik Perbandingan Melakukan hal yang paling dibenci menyerupai menelan duri. Keinginan Rini untuk memperoleh keberadaan ibunya selalu dianggap orang lain bagaikan pungguk merindukan bulan. Jangan seperti air di atas daun talas alasannya adalah orang-orang di sekitarmu akan meremehkanmu. Kelakuan Mike sangat menyayat hati kedua orang tuanya, perlakuannya merefleksikan air susu dibalas air tuba. Jangan mirip kacang lupa kulitnya, kita harus selalu berterima kasih terhadap semua orang yang berbuat baik kepada kita. Watak dan sifat kedua abang beradik itu bagaikan bumi dan langit, tidak ada yang mengira keduanya lahir dalam keluarga yang sama. Aku tidak bisa membedakan antara Yoga dan Yogi, kedua bagaikan pinang dibelah dua. Teruslah rajin beribadah seperti kau akan mati esok hari, dan teruslah menuntut ilmu seakan-akan kau masih akan hidup 100 tahun lagi. Aku belum tidur 3 hari 3 malam, otak dan badanku mirip knalpot yang panas dan berasap. Kasih sayang ibu terhadap anaknya bagaikan surya menyinari dunia. Anak itu mirip mesin kalkulator saja, ia mampu mengkalkulasikan dengan segera sekali. Hidup tanpa agama bagaikan berjalan dalam kegelapan, tidak akan mampu menentukan arah tujuan hidup. Jangan berperilaku layaknya setan, senantiasa mengusik orang yang ingin beribadah dan berbuat baik. Walaupun kembar, Anto dan Anton tidak pernah akur seperti kucing dan anjing saja. Permasalahan hidupku telah seperti benang kusut, aku galau dari mana harus menyelesaikannya. Contoh Makna Stilistik Pertautan Ayah mendapat kado Honda dari keseriusannya melakukan pekerjaan selama 30 tahun. Ayah dan Ibu terbang ke Mekkah naik Garuda. Kehidupan Upin Ipin menarik bagi anak-anak. Ayah selalu suka membeli Gudang Garam di kala pikiran sedang penat. Indonesia mujur menerima investasi dari Arab Saudi, berapa pun nominalnya. Perjuangan Kartini dalam mengoptimalkan martabat wanita selalu dikenang hingga kini. MH307 masih belum ditemukan sampai sekarang, entah kemana sebenarnya perginya. Negeri ini butuh Soekarno yang senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai politiknya sendiri. Aku merasa tenteram kalau menulis dengan Pilot. Kapal Api selalu menemaniku saat melakukan peran-peran kuliahku. Kemarin ada Kijang yang menabrak pejalan kaki dan pengendara motor hingga menyebabkan korban tewas. Ibu membeli Tiga Roda untuk menghalau nyamuk yang ada di rumah. Rinso selalu menjadi pilihanku dalam mencuci busana. Adik lebih senang mengkonsumsi Bendera dibandingkan Dancow. Setiap bulan Ramadhan akan datang, iklan Marjan selalu menghiasi layar beling. Contoh Makna Stilistik Perulangan Aku akan tetap menunggumu meskipun berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, atau beberapa tahun Selamat jalan kekasihku, selamat jalan pujaanku, selamat jalan idolaku, biar kau tenang berada di sisi-Nya. Selalu saja saya, saya, dan aku yang disalahkan atas semua perkara yang muncul di rumah ini. Yang kita mesti kerjakan yakni terus menjajal , mencoba, dan menjajal sampai seluruhnya sukses. Aroma bau, aroma segar, dan aroma mistis bercampur baur dalam ruangan ini. Dia terus saja mengigau menyebut ibu, ibu, dan ibu. Aku senantiasa saja diprotes oleh bosku, kurang inilah, kurang itulah, kurang terampil lah, kurang teliti lah, kurang perhatian lah, rasanya aku sudah tidak kuat bekerja di tempat itu. Andai kau tahu rasa rindu ini sangat menggangguku, sungguh menyakitkanku, dan sungguh menggebu. Sudah kuperingatkan untuk pergi, pergi, dan pergi dari tempat ini. Tetapi kamu tetap saja bangun membisu di situ. Cinta itu anugerah, cinta itu rahmat, cinta hadiah. Akan tetapi cinta mampu menjadi bencana bila kita tidak melandasinya dengan agama. Risman menerima eksekusi alasannya senantiasa berbincang-bincang ketika pelajaran, selalu bermain hp dikala pelajaran, dan senantiasa mengganggu sobat saat pelajaran di kelas. Kita hanya perlu berlatih, berlatih, dan berlatih lebih keras lagi. Jangan mudah frustasi dengan kegagalan yang pernah diperoleh. Ibu yaitu manusia yang selalu berdoa, berdoa, dan berdoa untuk keamanan keluarganya. Tempe lagi, tempe lagi, tempe lagi, kenapa tidak ada lauk lain di rumah ini selain tempe? “Kewajibanmu bukanlah melakukan pekerjaan , kewajibanmu bukanlah menimbang-nimbang hutang ayah, kewajibanmu bukanlah menimbang-nimbang kekuatan ayah ibu, tetapi kewajibanmu hanyalah mencar ilmu dan terus belajar untuk dunia dan akhiratmu, Nak!” pesan Ayah terhadap Joko. Contoh Makna Stilistik Pertentangan Rapi sekali tulisanmu, sampai aku resah mesti mulai membaca dari mana. Bersih sekali kamar ini, tidak ada barang yang tertata dengan benar. Cepat sekali kamu tiba, saya sampai tertidur menunggumu di sini. Sedap sekali rasa masakanmu, setiap kunyahan cuma berasa garam. Merdu sekali suara emasmu ini, saya sampai tidak besar lengan berkuasa mendengarnya. Aku senantiasa merasa kesepian di tengah kota yang ramai ini. Hatiku merintih di tengah kebahagiaan semua keluarga. Aku sungguh kagum dengan wawasanmu yang luas, sampai-sampai setiap perkataanmu aku perlu waktu 1 jam untuk mencernanya. Cuaca hari ini cukup menggetarkan hati, datang-tiba panas, datang-datang hujan, datang-tiba berangin. Sopan sekali kau, buang gas dikala teman-teman sedang menikmati makanannya. Doni yaitu murid kesayangan guru, selama 8 tahun sekolah beliau belum lulus juga. Angel memang perempuan yang irit, pakaiannya semasa TK pun rela ia gunakan sampai kuliah. Sungguh sopan tutur katamu, setiap orang yang mengatakan denganmu niscaya merasa sakit hati. Berat badanmu ideal sekali, hampir tiga kali berat badanku. Teh ini sangat bagus, niscaya harga gula kini sedang melambung tinggi ya. Sekian pembahasan mengenai acuan makna stilistik dalam kalimat. Semoga pemaparan bahan dalam postingan ini mudah dipahami dan juga mampu berfaedah bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon