Contoh Karangan Persuasi perihal Pendidikan – Dalam dunia tulis menulis, kita telah mengenal aneka macam macam bentuk karangan. Mulai dari karangan narasi, karangan deskripsi, karangan persuasi, karangan eksposisi dan karangan argumentasi. Dalam artikel ini kita akan khusus membahas pola karangan persuasi perihal pendidikan. Untuk itu, eksklusif saja kita masuk ke pembahasan ihwal artikel persuasi. Pengertian Karangan Persuasi Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ungkapan ‘persuasi’ diartikan sebagai ‘usul terhadap seseorang dengan cara memperlihatkan argumentasi dan prospek yang meyakinkannya’ atau ‘bujukan halus’ atau ‘imbauan’. Sesuai dengan namanya, karangan persuasi merupakan karangan yang bermaksud untuk mengajak, menghimbau atau menghipnotis pembaca untuk melaksanakan sesuatu. Karangan persuasi juga menyuguhkan bukti-bukti yang menyakinkan pembaca untuk melakukan sebuah hal. Karangan persuasi lazimnya berupa imbauan, peringatan, ataupun iklan. Ciri Ciri Karangan Persuasi Seperti halnya bentuk karya tulis lain, untuk membedakan karangan persuasi dengan karangan lain, karangan persuasi memiliki beberapa ciri-ciri selaku berikut: Karangan persuasi ialah karangan yang mempunyai tujuan untuk menghipnotis pembaca supaya mau melakukan sebuah hal mirip yang penulis minta atau harapkan. Karangan persuasi, di dalamnya terdapat fakta fakta yang mendukung yang bermaksud untuk meyakinkan pembacanya. Karangan persuasi tidak menjadikan konflik di dalam karangannya. Contoh Karangan Persuasi Pendidikan Berikut ini adalah teladan karangan persuasi, utamanya perihal pendidikan Mari Giat Belajar Pro kontra tentang hasil ujian nasional (UN) sebagai penentu kelulusan seorang siswa memang sudah menjadi perdebatan dari dahulu. Banyak yang mengganggap tidak adil jika proses mencar ilmu selama tiga tahun di bangku sekolah hanya diputuskan oleh ujian tertulis selama tiga hari. Akibatnya, tak jarang banyak siswa yang tidak bersungguh sungguh dalam menjalani proses berguru di sekolah sebab menganggap hal terpenting yaitu cuma mampu melaksanakan ujian nasional (UN). Paradigma ini menimbulkan fenomena belajar ‘metode kebut semalam’ (SKS) di kelompok pelajar setiap kali akan menghadapi cobaan. Pada tahun 2008, pemerintah jadinya mengeluarkan peraturan tentang kriteria kelulusan bagi siswa siswi di bangku sekolah menengah pada khususnya, yaitu memasukkan nilai rapor tiap semesternya selaku salah satu kriteria kelulusan atau dengan kata lain nilai rapor selama duduk di bangku sekolah ikut menjadi bobot kelulusan. Hal tersebut tentu sedikit banyak mengganti pandangan siswa siswi, di mana siswa siswi dituntut untuk mempertahankan konsistensi nilai mereka di setiap semesternya. Maka dari itu, marilah kita rencanakan bekal kelulusan kita sedini mungkin. Mulailah dengan belajar secara teratur, alasannya selain membantu ketika menjalankan soal cobaan, berguru dengan terorganisir juga membuat pengertian kita akan bahan yang kita pelajari lebih baik. Selain itu, bagi siswa siswi tahun terakhir di sekolah menengah atas, mencar ilmu dengan ulet merupakan suatu hal yang wajib mengenang nilai sekolah selain menentukan kelulusan juga ialah salah satu tolok ukur yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa gres lewat jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk sekolah tinggi tinggi negeri). Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN, antara lain: nilai rapor mata pelajaran yang masuk ujian nasional, nilai per mata pelajaran yang berhubungan dengan jurusan yang diseleksi, serta konsistensi peringkat dalam kelas. Mengingat hal hal tersebut tentu diharapkan perjuangan yang tidak cuma dibangun dalam waktu semalam sehingga diharapkan konsistensi yang bagus dalam mencar ilmu. Marilah kita giat belajar mulai dari kini! Tidak ada kata telat dalam mengawali, sebelum menyesal di lalu hari. Mari Mengukir Prestasi Sedini Mungkin Tidak ada kata ‘terlalu dini’ dalam hal mengukir prestasi. Ungkapan tersebut kelihatannya sangat cocok dengan raihan yang diperoleh Wei Yi, yaitu grand master termuda keempat di dunia. Wei Yi mendapatkan gelar grand master-nya pada usia 13 tahun delapan bulan usai meraih norma grand master ketiganya dii Turnamen Catur Reykjavik Open 2013, sesudah menerima dua norma grand master sebelumnya pada persaingan World Junior Championship serta Indonesia Open pada tahun 2012. Indonesia juga memiliki grand master muda, yaitu Medina Warda Aulia. Gadis kelahiran Jakarta tahun 1997 ini menerima gelar grand masternya pada usia 16 tahun 2 bulan. Medina juga merupakan pemegang rekor muri dan dunia sebagai pecatur yang mampu mengalahkan 650 pecatur lain pada kompetisi Indosat Grand Master Chess Match. Atas prestasinya di bidang catur, Medina menemukan penghargaan Stya Lancana Wira Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008 lalu. Belum lagi cerita bocah asal Amerika, Tanishq Abraham, yang memperoleh tiga gelar sarjana di usianya yang ke sebelas tahun. Tanishq memperoleh tiga gelar sarjana, adalah sarjana di bidang matematika, sains, dan bahasa gila dari American River College di Sacramento, Amerika Serikat. Sebelumnya dia juga sudah mencuri perhatian publik alasannya adalah sukses lulus sekolah menengah atas pada usia 10 tahun. Di Indonesia sendiri, tercatat sarjana kedokteran termuda, yakni Rafidah Helmi, mahasiswi lulusan Unissula Semarang. Rafidah Helmi memperoleh gelar sarjana kedokterannya pada usia 17 tahun pada 2016 lalu. Rafidah masuk sekolah dasar pada usia empat tahun dan selama menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA, Rafidah senantiasa menjalani acara akselerasi sehingga beliau sudah terdaftar sebagai mahasiswa di usianya yang ke-14. Baginya tidak ada hal khusus untuk menerima prestasinya sekarang, dia menuturkan jika yang terpenting ialah menentukan tujuan dari awal dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan tersebut. Beberapa pola perjaka pemuda berprestasi di atas setidaknya menandakan jikalau tidak ada kata terlalu dini atau terlalu cepat dalam mengukir prestasi. Prestasi tidak mesti selalu sesuai dimulai pribadi dari sesuatu yang besar, mengukir prestasi mampu dimulai dari sekedar menekuni kegemaran dengan serius. BIla menyukai akademik, maka berprestasilah di bidang akademik. Bila memang tidak menonjol di bidang akademik, namun andal di bidang olahraga, maka tekunilah. Tidak ada hal yang lebih menenangkan dibandingkan berprestasi di bidang yang kita sukai. Terlebih lagi bagi siswa siswa sekolah menengah atas, prestasi di luar nilai sekolah merupakan poin plus tersediri pada dikala seleksi penerimaan mahasiswa gres melalu jalur SNMPTN. Oleh sebab itu, mari kita berlomba lomba dalam mengukir prestasi mulai semenjak dini. Tunjukkan kalau bangsa ini mempunyai masa depan yang cerah lewat pemuda pemudinya yang berprestasi! Tuntutlah Ilmu Setinggi Mungkin, Kejarlah Ilmu Sejauh Mungkin Tidak ada perumpamaan ‘terlalu muda’ dalam mengukir prestasi, begitu juga tidak ungkapan ‘terlalu tua’ untuk berguru. Ungkapan tersebut nampaknya sangatlah tepat untuk menggambarkan orang orang luar biasa seperti Shigemi Hirata. Pada usianya yang ke 96 tahun, Shigemi Hirata bisa menerima gerlar sarjananya sekaligus dinobatkan sebagai sarjana tertua oleh Guinness World Records. Hirata yang lahir pada 1919 silam, mulai mengerjar gelar sarjananya ketika berusia 85 tahun sesudah dia pension, dan mengambil bidang studi seni keramik. Setelah sebelas tahun kemudian, Hirata pun karenanya menerima gelar Bachelor of Arts dari Kyoto University of Art and Design sehabis lewat perjuangan yang panjang. Meski begitu semangatnya dalam berguru masih menggebu gebu, Hirata pun mempertimbangankan untuk melanjutkan ke sekolah pasca sarjana. Di Palestina, seorang nenek yang berusia 82 tahun juga menjadi terkenal sehabis kisahnya menjadi sarjana tersebar di dunia maya. Nenek Fatima mendapatkan gelar Sarjana Hadist dari Aqsa University, Gaza, Palestina. Meraih gelar sarjana ialah impiannya yang karenanya terwujud, sehabis sebelumnya terpaksa tertunda di kurun muda karena adanya konflik berkepanjangan di negaranya. Melihat perjuangan nenek tersebut, banyak netizen yang memperlihatkan santunan nyata dan apresiasi terhadap semangat yang dimiliki nenek tersebut. Satu lagi tokoh yang pantas diacungi jempol semangatnya dalam menuntut ilmu ialah Diana Patricia Hasibuan. Nenek dari 13 cucu ini bisa meraih gelas master di usia yang tidak lagi muda, adalah 71 tahun. Prestasi tersebut mampu mencatatkan nama Patricia sebagai peraih gelar master tertua di Indonesia dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI). Awalnya karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung, Patricia mesti rela mengubur mimpi abad mudanya menjadi seorang dokter. Meski pun begitu, Diana lantas tak surut semangatnya dalam menimba ilmu, beliau kesudahannya mendaftarkan diri selaku mahasiswa pada taun 1998. Kini Patricia berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 untuk mendapatkan gelar doctor, Patricia sudah pertanda jikalau usia bukanlah suatu halangan dalam belajar dan pesan inilah yang ingin ia sampaikan pada generasi muda dikala ini. Sebagai generasi muda yang dianugerahi semangat serta kondisi yang masih prima hendaknya kita tidak boleh kalah dari tokoh tokoh tersebut. Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting dan sungguh diperlukan dikala ini. Tidak perlu takut dengan fikiran bila mengenyam kursi kuliah itu mahal karena kini banyak sekali beasiswa beasiswa yang diberikan oleh berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta. Tidak hanya peluang mengenyam pendidikan di Indonesia, sekarang peluang untuk belajar ke mancanegara juga bukanlah hal yang tidak mungkin dan sangat terbuka lebar saat ini. Oleh karena itu, kita cuma perlu punya niat dan semangat yang berpengaruh serta bersungguh sungguh dalam menimba ilmu untuk mendapatkan kesempatan kesempatan tersebut. Menuntut ilmu tidak cuma dibatasi oleh gelar akademik saja, melainkan menuntut ilmu juga mampu kita lakukan di mana saja dan kapan saja. Kita dapat menjangkau ilmu dari membaca buku buku, jurnal jurnal, bahkan dengan update wacana gosip modern dari berbagai situs pemberitaan maupun surat kabar. Selain itu, berkumpul dengan orang orang yang jago di bidangnya maupun sekedar bertukar anggapan dengan orang orang sekitar juga merupakan bentuk berguru. Ilmu membuat seseorang menjadi orang yang berguna baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain, ilmu juga merupakan investasi terbaik ditengah pertumbuhan teknologi yang tak terbendung seperti saat ini, sehingga ilmu mampu menenteng pergantian kehidupan kea rah yang lebih baik. Ilmu juga ialah benteng terkuat diri kita dari hal hal yang sifatnya mencelakaan baik baik diri kita sendiri maupun orang lain. Oleh alasannya adalah itu, tuntutlah ilmu setinggi mungkin dan kejarlah ilmu sejauh mungkin! Mari Tingkatkan Kesadaran Terhadap Pentingnya Pendidikan Memiliki anak yang pintar dengan bakat yang terasah merupakan impian bagi setiap orang tua di dunia ini. Tentu orang bau tanah perlu sadar betul ihwal pendidikan bagi anak anaknya. Orang renta ialah lembaga pertama yang berkewajiban dalam memberikan ilmu pada anak anaknya. Orang renta juga bertanggung jawab atas pendidikan bagi anak anaknya. Namun meskipun orang renta ialah guru terbaik, tetapi mempunyai pendidikan formal juga merupakan suatu kewajiban. Mengingat ilmu wawasan yang makin meningkat serta era globalisasi yang semakin menyamarkan batas-batas antar negara, pendidikan telah menjadi hal yang penting dan tidak dapat ditawar lagi. Tingkat putus sekolah di Indonesia masih tinggi, tercatat 60 persen siswa sekolah menengah atas di Indonesia mengalami putus sekolah berdasarkan data dari UNESCO Institute of Statistic (UIS) dan menyebabkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat putus sekolah SMA tertinggi kedua di dunia sesudah Cina. Fakta ini menyiratkan kalau kesadaran akan pendidikan di Indonesia masih kurang. Orang renta diharapkan bisa memotivasi serta mendukung anak dalam hal mengenyam pendidikan, mengingat pentingnya pendidikan bagi periode depan anak. Pendidikan merupakan salah satu kunci terpenting untuk menerima kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga dianggap mampu memperkecil tingkat kemiskinan di Indonesia. Di masa perdagangan bebas seperti dikala ini penguasaan skill dan ilmu merupakan hal yang mutlak dimiliki agar mampu bersaing dengan sumber daya insan gila yang berdatangan ke Indonesia. Jangan hingga bangsa Indonesia kalah berkompetisi dan gagal menjadi tuan di tanah sendiri. Selain pinjaman dari orang tua terhadap generasi muda, pemerintah juga berkewajiban untuk membereskan metode pendidikan yang ada, serta menawarkan fasilitas pendidikan yang meraih seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Hal ini juga didasari alasannya adalah generasi muda yang cerdas dan berbakat merupakan jaminan periode depan bagi suatu bangsa. Oleh alasannya itu marilah kita optimalkan kesadaran akan pendidikan alasannya adalah pendidikan merupakan kunci kurun depan! Ayo Kita Dampingi Pendidikan Formal dengan Pendidikan Karakter Sekolah merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu wadah pendidikan formal bagi warga negaranya. Meski pun begitu, pendidikan tentu saja tidak cuma sebatas belajar disekolah saja, hal tersebut juga harus diimbangi dengan pendidikan aksara yang bagi anak anak. Pendidikan huruf yang paling utama didapatkan anak dari orang tua, keluarga maupun lingkungan sekitar. Selain lewat orang orang terdekat, pendidikan peroleh di sekolah agama atau daerah pengajian serta kawasan pengembang pendidikan agama yang lain. Pendampingan dengan perlindungan pendidikan karakter penting dilakukan alasannya sekolah kebanyakan lebih menekankan pada wawasan lazim dibanding wawasan agama atau pun budbahasa. Dengan demikian, fasilitas pendidikan berbau agama mesti didukung oleh orang bau tanah serta dibarengi oleh siswa semoga membentuk karakter yang baik. Tidak mampu di pungkiri bahwa pendidikan bukan cuma sekedar pengetahuan alam, bahasa, sosial ataupun budaya saja. Semuanya mesti siswa imbangi dengan wawasan agama yang dalam yang akan menjadi benteng bagi mereka. Apalagi, globalisasi kehidupan tentu saja akan sungguh berpengaruh pada cara berfikir serta cara bertindak siswa. Namun itu semua mampu dikendalikan dengan pendidikan karakter. Memiliki generasi muda yang pandai merupakan jaminan era depan bagi sebuah bangsa namun memiliki generasi muda yang pintar dan bermoral merupakan jaminan bagi perkembangan suatu bangsa ke arah yang lebih baik. Oleh alasannya adalah itu, mari kita damping pendidikan formal dengan pendidikan huruf! Semoga beberapa acuan karangan persuasi ihwal pendidikan di atas berfaedah
Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Selasa, 06 Oktober 2020
Karangan Persuasi - 5 Acuan Karangan Wacana Pendidikan
Diterbitkan Oktober 06, 2020
Artikel Terkait
- Contoh Pantun Nasehat dalam Bahasa Indonesia – Seperti halnya pada artikel contoh pantun
- Pengertian Karmina Ciri ciri dan Strukturnya. Pantun merupakan salah satu diantara jenis
- teladan Pantun Agama dalam Bahasa Indonesia – Agama menjadi salah satu tema pantun. Hal i
- Berdasarkan posisi kalimatnya (terutama posisi kalimat utama), paragraf terbagi atas empa
- Pada kesempatan yang kemudian, kita telah mengulas tentang beberapa acuan paragraf ekspos
- Contoh Pantun Singkat dalam Bahasa Indonesia – Pantun merupakan salah satu diantara jenis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon