Minggu, 25 Oktober 2020

Pola Kata Pengirim Antologi Cerpen Keluarga

Contoh Kata Pengantar Antologi Cerpen dalam Bahasa Indonesia. Beberapa pola kata pengirim telah kita lihat di postingan-artikel sebelumnya. Artikel-artikel tersebut antara lain: contoh kata pengantar singkat, pola kata pengantar buku, acuan kata pengirim buku novel, acuan kata pengirim antologi puisi, acuan kata pengantar skripsi, pola kata pengirim laporan praktikum, serta artikel acuan kata pengantar usulan. Artikel kali ini juga akan memperlihatkan teladan kata pengirim pada suatu karangan, di mana karangan tersebut ialah antologi cerpen atau kumpulan dongeng pendek. Adapun contoh tersebut ialah selaku berikut ini! KATA PENGANTAR¹ Berani Mencintai Bunga-Bunga Oleh: Bernard Batubara Ibu aku senang menanam bunga. Ia punya banyak pot di rumah kami, semuanya berisi bunga. Saya tidak begitu mengenal kembang-kembang itu, terlebih menghafal namanya. Tapi di antara pot-pot yang tersusun rapi di akrab beranda tersebut, aku ingat pernah melihat bugenvil dan kembang sepatu. Sesekali, biasanya sore hari sesudah saya bangkit dai tidur siang sepulang sekolah, aku menyirami kembang-kembang itu–aku mengambil bunga dari bak mandi dengan gayung, lalau memercikkannya ke setiap pot, sembari menjumlah satu per satu po itu, hingga aku percaya semuanya sudah tersiram. Saya senantiasa tersenyum setiap beres menyirami kembang-kembang milik ibu. Saya senang menyaksikan bunga-bunga itu tampak segar. Keindahan mereka semakin terpancar sehabis basa terkena percikan air. Ayah aku, di sisi lain, bahagia memelihara binatang. Dari beberapa binatang di rumah kami–burung, ikan, munyuk–yang mati secata bergiliran, saya merasa ayah saya tidak begitu berbakat memelihara hewan. Tapi beliau seorang laki-laki yang giat. Ia tidak gampang mengalah. Hewan terakhir yang menjadi anggota keluarga kami yakni tiga ekor bebek, dan setelah arwana kami yang sempat hidup cukup usang, tiga ekor bebek inilah yang hingga dikala ini masih bertahan di rumah. Ayah saya juga gemar bertukang. Ia ingin meiliki bengkelnya sendiri. Ia juga secara berkala memanjat dan memangkasi dahan-dahan pohon ketapang besar di halaman rumah. Ia senantiasa tampakmengenakan kaus singlet dan berkotor-kotoran. Cerita pendek Dilarang Mencintai Bunga-Bunga karya Kuntowijoyo, seketika saja membuat ingatan saya terlempar ke pot-pot bunga milik ibu di rumah kami. Tak cuma kepada ibu, kisah itu juga menciptakan sata teringat pada ayah saya. Dialog tokoh Ayah di kisah tersebut, meski tidak persis sama dengan apa yang pernah diucapkan ayah aku sendiri, menciptakan aku mau tidak mau mengenang laki-laki yang selalu menjadi panutan hidup aya itu. Tokoh ibu yang menyuruh si anak menuruti perkataan ayahnya, mengingatkan aku pada ibu saya sendiri. Tokoh utama dongeng itu, seorang anak kecil yang dipenuhi rasa ingin tau dan bahagia menyaksikan kembang-kembang yang indah, mengingatkan saya pada diri aku sendiri. Sebagai anak kecil, aku merasa lebih akrab kepada ibu ketimbang ayah. Katanya (entah kata siapa) hal demikian yakni wajar–anak laki-laki lebih dekat dengan ibu dan anak wanita lebih erat dengan ayah. Saya lebih tertari apa yang dijalankan ibu: mengolah makanan, mencuci piring dan gelas, menyirami bunga-bunga, menyetrika dan melipat pakaian, atau menciptakan kudapan manis…. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Demikianlah pola kata pengantar antologi cerpen dalam bahasa Indonesia. Semoga berguna dan mampu memperbesar pengetahuan bagi para pembaca sekalian, baik itu tentang kata pengantar terutama, maupun materi pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Terima kasih. ¹Kuntowijoyo, Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, (Jakarta: Noura), hlm VII-IX
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon