Minggu, 12 Juli 2020

Pemahaman Dan Contoh Puisi Epik

Contoh Puisi Epik dalam Bahasa Indonesia, Sebelumnya, kita telah mengenali beberapa acuan puisi dramatik, di mana jenis-jenis puisi tersebut merupakan puisi yang menggambarkan sikap seseorang secara objektif baik dalam bentuk deskripsi, dialog, maupun monolog. Kali ini, kita akan mengetahui beberapa contoh dari jenis puisi yang lain, yaitu puisi epik. Menurut Prihantini (2010:209), puisi epik merupakan puisi yang berisi tuntunan atau pedoman hidup, serta mengandung cerita kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, iman, maupun sejarah. Agar pembaca lebih paham, berikut ditampilkan beberapa contoh puisi epik dalam bahasa Indonesia yang diambil dari aneka macam sumber. Contoh 1: Diponegoro* Karya: Chairil Anwar Di abad pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menunggu Tak gentar. Lawan banyaknya seratuus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tidak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda. Sungguhpun dalam akhir hayat gres tercapai Jika hidup baru bisa merasai. Maju. Serbu. Serang. Terjang. Februari 1943 Sumber: Puisi-Puisi Chairil Anwar (1922-1949), Kakilangit Majalah Horison Edisi April 2016, hlm 3. Contoh 2: Krawang-Bekasi* Karya: Chairil Anwar Kami yang ingin terbaring antara Krawan-Bekasi tidak mampu teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rusa hampa dan jam dindig yang berdetak Kami maati muda. Yang tinggal tulang diliputi abu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum akhir, belum mampu memperhitungkan 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi yakni kepunyaanmu Kaulah lagi yan tentukan nilai tulang-tulang awut-awutan Atau kami terbang untuk kemerdekaan kemenangan dan cita-cita atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah kini yang berkata Kami bicara padamu dalam tenang di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Keang, kenaglah kami Teruskan, lanjutkan jiwa kami Menjaga Bung Karno mempertahankan Bung Hatta mempertahankan Bung Sjahrir Kami kini mayit Beri kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Keang, keanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi abu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi *Sumber: Puput Mugianti, Buku Pintar Pantun Puisi & Peribahasa, Prima Jaya, Hlm 57-58. (Penulisan acuan ini dibedakan dengan model yang ada di sumber tumpuan) Contoh 3: Sebuah Jaket Berlumuran Darah* Karya: Taufiq Ismail Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi murung yang agung Dalam kepedihan beberapa tahun. Sebuah sungai menghalangi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebeabsan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal usaha’ Berikra setiap terhadap tirani Dan mengenakan baju kebesaran pelayan? Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Kami semua telah menatapmu Dan di atas bangunan-bangunan Menunduk bendera setengah tiang Pesan itu telah hingga ke mana-mana Melalui kendaraan yang melintas Abang-kakak becak, kuli-kuli pelabuhan Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa Prosesi mayit ke pemakaman Mereka berkata Semuanya berkata Lanjutkan Perjuangan. *Sumber: Puput Mugianti, Buku Pintar Pantun Puisi & Peribahasa, Prima Jaya, Hlm 53-54. (Penulisan pola ini dibedakan dengan model yang ada di sumber rujukan) Demikianlah beberapa conyoh puisi epik dalam bahasa Indonesia dari banyak sekali sumber. Jika pembaa ingin mengenali beberapa acuan puisi yang lain, pembaca mampu membuka artikel acuan puisi singkat, teladan puisi naratif, pola puisi satirik, acuan puisi lirik, contoh puisi balada, serta acuan puisi romance. Semoga berguna untuk para pembaca sekalian
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon