Sebelumnya, kita telah mengenali beberapa teladan paragraf ineratif menjadi paragraf induktif. Kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola pergeseran paragraf ineratif menjadi paragraf lain, ialah paragraf deduktif. Sebelum kita ke pola, perlu kita pahami dahulu bagaimana cara suatu paragraf ineratif menjelma paragraf deduktif. Adapun cara untuk mengganti paragraf ineratif ke deduktif sendiri yakni dengan mengubah posisi kalimat utama yang semula di tengah paragraf menjadi ke awal paragraf. Kata-kata yang ada di kalimat utama yang dipindah tersebut mampu juga diubah tanpa meminimalkan maksud kalimat tersebut. Contoh-contoh perubahan paragraf ineratif menjadi paragraf deduktif sendiri mampu dilihat sebagaimana berikut ini! Contoh 1: Bentuk paragraf ineratifnya: Kurang tidur akan menimbulkan kita tidak fokus dan gampang mengantuk dikala beraktivitas di siang hari. Maka dari itu, tidur yang cukup sehabis beraktivitas sangatlah perlu dilaksanakan agar efek jelek kurang tidur tidak menimpa kita. Jika terus-menerus kurang tidur, maka bukan mustahil penyakit kronis mirip penyakit jantung juga akan menyerang badan kita. Setelah diubah menjadi paragraf deduktif, maka paragraf di atas akan bermetamorfosis: Tidur yang cukup sesudah beraktivitas sangatlah perlu dilakukan supaya efek jelek kurang tidur tidak menimpa kita. Sebab, urang tidur akan menyebabkan kita tidak fokus dan gampang mengantuk ketika beraktivitas di siang hari. Jika terus-menerus kurang tidur, maka bukan tidak mungkin penyakit kronis seperti penyakit jantung juga akan menyerang badan kita. Contoh 2: Bentuk paragraf ineratifnya: Lambat laun, internet sudah membuat lebih mudah hidup kita. Karena internet, kita jadi mudah mengakses berita dan ilmu pengetahuan yang mungkin sukar di mampu di zaman dulu. Karena internet pulalah, kita bisa berkenalan dengan orang lain yang tinggalnya jauh di nun jauh sana. Sayangnya, internet yang menciptakan semuanya mudah justru tidak sepenuhnya dipakai secara sampaumur. Ini terbukti dari banyaknya konten-konten sampah dan isu imitasi yang bertebaran di internet. Melihat fenomena ini, maka literasi media harus digalakkan di lingkungan penduduk biar masyarakat bisa berinternet secara cukup umur. Sebab, jikalau ketidakdewasaan dalam berinternet masih dilaksanakan, maka manfaat positif dari internet akan menghilang begitu saja. Setelah diubah, maka paragraf di atas menjadi paragraf deduktif selaku berikut: Literasi media harus digalakkan di lingkungan masyarakat supaya penduduk bisa berinternet secara remaja. Hal tersebut mesti dikerjakan alasannya sebagaimana kita tahu, bahwa internet telah mempermudah hidup kita. Karena internet, kita jadi mudah mengakses gosip dan ilmu wawasan yang mungkin sukar di dapat di zaman dulu. Karena internet pulalah, kita bisa berkenalan dengan orang lain yang tinggalnya jauh di nun jauh sana. Sayangnya, internet yang menciptakan segalanya mudah justru tidak sepenuhnya digunakan secara dewasa. Ini terbukti dari banyaknya konten-konten sampah dan berita artifisial yang bertebaran di internet. Jika ketidakdewasaan dalam berinternet masih dijalankan, maka manfaat kasatmata dari internet akan menghilang begitu saja. Demikianlah beberapa pola paragraf ineratif menjadi paragraf deduktif dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu memperbesar pengetahuan para pembaca sekalian, baik itu perihal paragraf ineratif maupun bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah wawasan soal perubahan sebuah paragraf, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: teladan paragraf induktif menjadi deduktif; contoh paragraf deduktif menjadi induktif; teladan paragraf campuran menjadi paragraf deduktif; dan teladan paragraf gabungan menjadi paragraf induktif. Sekian dan terima kasih. Sumber https://e-the-l.blogspot.com
Rabu, 03 Februari 2021
Contoh Paragraf Ineratif Dirubah Menjadi Paragraf Deduktif
Diterbitkan Februari 03, 2021
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon