Jumat, 24 Juli 2020

Perbedaan Puisi Baru Dengan Puisi Usang

Pengertian dan Rinciannya. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memberikan asumsi dan perasaan epenulisnya melalui susunan kata yang berirama tanpa alunan lagu. Berdasarkan waktunya, puisi terbagi atas dua jenis, di mana jenis-jenis puisi tersebut yaitu puisi lama dan puisi gres. Puisi usang yaitu puisi yang lahir dan meningkat jauh sebelum sastra barat menghipnotis kesusasteraan Indonesia. Di lain pihak, sastra baru yaitu sastra yang tumbuh dan berkembang dikala dan setelah sastra barat mensugesti kesusasteraan kita. Pada postingan kali ini, kita akan mengenali apa saja perbedaan dari dua jenis puisi tersebut. Adapun pembahasan soal keduanya itu akan dibahas sebagaimana berikut ini! 1. Pengarangnya Perbedaan pertama yang melekat pada puisi usang dan gres yakni pengarangnya. Pengarang pada puisi lama umumnya tidak tercantumkan dalam puisi lama alias anonim. Salah satu faktor anonimnya nama penulis puisi usang adalah sebab puisi ini disampaikan secara mulut dari satu orang ke lain orang tanpa dimengerti siapa orang pertama yang menyebarkannya. Meski begitu, ada pula beberapa puisi usang yang nama pengarangnya gampang diketahui. Misalnya: Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di lain daerah, nama pengarang dari puisi baru relatif gampang diketahui. Hal ini dikarenakan puisi gres selalu mencantumkan nama pengarangnya, entah itu di bawah judul puisi ataupun di sampul depan suatu buku antologi puisi. 2. Penyebaran Seperti yang disebutkan pada poin pertama, puisi usang merupakan puisi yang disebarkan secara mulut dari satu orang ke lain orang. Cara penyebaran ini dikerjakan dengan mendendangkan puisi usang, baik itu tanpa musik ataupun dengan musik; baik dilagukan maupun dideklamasikan. Sedikit sekali puisi lama yang disebarkan lewat teks atau buku. Hal itu menjadikan nama pengarang puisi lama sulit dideteksi dan diteliti lebih dalam oleh para penelitis. Hal sebaliknya terjadi pada puisi gres. Penyebaran puisi secara tekstual (buku) sangatlah masif, sehingga nama pengarang pun dapat dikenali dan juga diteliti. 3. Penulisannya Letak perbedaan terakhir yang melekat pada puisi lama dan baru ialah cara puisi itu dituliskan. Dari sisi ini, puisi usang mampu dibilang merupakan puisi yang ditulis dengan sejumlah aturan yang ketat. Misalnya saja syair. Jenis puisi usang ini harus ditulis dengan sejumlah hukum, mirip: satu baitnya wajib empat baris, tiap barisnya berisikan 8-12 suku kata, dan acuan rima akhirnya mesti a-a-a-a. Di lain kawasan, puisi baru memiliki kelonggaran dalam teknis penulisannya. Kaprikornus, walaupun ada beberapa puisi baru yang mempunyai sejumlah teknis penulisan khusus, tetapi teknik penulisan itu mampu dikembangkan oleh si penulis. Misalnya saja pada puisi soneta. Puisi modern ini memiliki sejumlah aturan penulisan, adalah: mesti berjumlah 14 baris yang ditulis dalam format 4-4-3-3, dan rima risikonya mesti a-b-b-a, a-b-b-ba, c-d-c, d-c-d. Namun, aturan tersebut mampu diubah atau dikembangkan tanpa harus menetralisir aturan dasar dari puisi soneta, yakni: harus berjumlah 14 baris. Demikianlah perbedaan puisi lama dan gres dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin memperbesar rujukan soal puisi, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, ialah: jenis-jenis puisi lama; jenis-jenis puisi gres; jenis-jenis puisi kekinian; macam-macam puisi gres menurut bentuknya; macam-macam puisi gres menurut isinya; pola jenis-jenis puisi lama; serta acuan puisi kekinian multilingual. Semoga berguna untuk para pembaca sekalian. Terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon