Selasa, 14 Juli 2020

Puisi Didaktif - Pemahaman Dan Acuan Puisi Didaktif

Pengertian dan Contoh Puisi Didaktif. Puisi ialah salah satu jenis karya sastra yang mengandung anggapan dan perasaan, serta mengandung unsur bunyi dan irama di dalamnya. Puisi sendiri mempunyai banyak sekali jenis-jenis puisi, di mana diantaranya telah dicontohkan di postingan-postingan sebelumnya, seperti contoh puisi fisikal, platonik, dan metafisik, contoh puisi subjektif dan objektif, teladan puisi romance, contoh puisi dramatik, teladan puisi epik, dan pola puisi naratif. Artikel kali ini pun juga akan memperlihatkan beberapa pola dari sebuah jenis puisi, di mana jenis puisi yang mau ditampilkan contohnya kali ini yakni puisi didaktif. Menurut laman id.termwiki.com, puisi didaktif atau puisi didaktik adalah puisi yang berisi pelajaran budpekerti, tabiat, ataupun agama. Puisi ini kurang lebih sama dengan pola puisi epigram. Agar pembaca lebih mengerti seperti apa puisi didaktif, berikut ditampilkan beberapa acuan puisi didaktif dalam bahasa Indonesia yang diambil dari berbagai macam sumber. Contoh 1: Syair Perahu* Karya: Hamzah Fansuri Inilah gambaran suatu madah, mengarangkan syair terlalu indah, membetuli jalan tempat berpindah, di snalah itikat diperbetuli sudah. Wahai muda, kenali dirimu, ialah bahtera tamsil tubuhmu, tiadalah berapa lama hidupmu, ke akhirat jua kekal diammu. Hai muda arif budiman, hasilkan kemudi dengan pemikiran, alat perhamu jua kerjakan, itulah jalan membetuli manusia. Pertengah jua alat perahumu, hasilkan bekal air dan kayu dayung pengayuh taruh di situ, biar laju bahtera itu. Sudahlah hasil kayu dan ayar, angkatlah pula sauh dan layar, pada beras bekal janganlah taksir, pasti tepat jalan yang kabir. Perteguh jua alat perahumu, muara sempit tempatnya kemudian, banyaklah di sana ikan dan hiu, menanti perahumu kemudian dari situ. Muaranya dalam, ikan pun banyak, di sanalah perahumu karam dan rusak, karangnya tajam seperti tombak, ke atas pasir kamu tersesak. *Sumber: Sapardi Djoko Damono, Bilang Begini Maksudnya Begitu, (Jakarta, Gramedia:2016), hlm 53-54. Contoh 2: Gurindam Duabelas* Karya: Raja Ali Haji Fasal 1 barang siapa tidak memegang agama sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama barang siapa yang empat maka yaitulah orang yang makrifat barang siapa mengenal Allah suruh dan tegaknya tiada menyalah barang siapa mengenal diri maka sudah mengenal akan Tuhan yang bahri barang siapa mengenal dunia tahula dia barang yang terperdaya barang siapa mengenal darul baka tahulah beliau dunia mudharat Fasal 2 barang siapa mengenal yang tersebut tahulah beliau makna takut barang siapa meninggalkan sembahyang seperti rumah tiada bertiang barang siapa meninggalkan puasa tidaklah menerima dua termasa barang siapa meninggalkan zakat tiada hartanya beroleh berkat barang siapa meninggalkan haji tiadalah beliau menyempurnakan kesepakatan Fasal 3 apabila terpelihara mata sedikitlah impian apabila terpelihara kuping khabar yang jahat tiadalah damping jika terpelihara pengecap pasti dapat daripadanya manfaat tekun engkau memeliharakan tangan ketimbang berta dan ringan kalau perut terlalu sarat keluarlah fi’il yang tiada senonoh anggota tengah hendaklah ingat di situlah banyak orang yang hilang semangat hendaklah peliharakan kaki dibandingkan dengan berjalan yang membawa rugi ……………………………………… *Sumber: Gurindam Duabelas, http://www.rajaalihaji.com/id/works.php?a=SEovUnMvVw%3D%3D= (diakses pada 26 Desember 2017 pukul 15.20) Demikianlah beberapa pola puisi didaktif dalam bahasa Indonesia yang diambil dari aneka macam sumber. Dengan demikian, maka pembahasan kali ini pun akhir sampai di sini saja. Semoga berguna dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah puisi utamanya, maupun di ranah bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)