Senin, 21 Desember 2020

Paragraf Analogi - 4 Acuan Paragraf Analogi Wacana Sosial Budaya

Contoh Paragraf Analogi tentang Sosial Budaya dalam Bahasa Indonesia –  Sebelumnya, kita sudah mengenali beberapa teladan paragraf analogi singkat. Kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola paragraf analogi, di mana untuk kali ini teladan paragraf analogi yang dihidangkan dengan tema khusus, yakni sosial budaya. Tema tersebut ialah salah satu faktor terbentuknya jenis-jenis pergeseran makna, mirip makna ameliorasi, makna peyorasi dan misalnya, makna generalisasi, makna spesialisasi, makna sinestesia dan misalnya, serta contoh makna perkumpulan. Adapun pola paragraf analogi ihwal sosial budaya dalam bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut. Contoh 1 : Arus isu yang makin meriak membuat masyarakat menjadi kebingungan seperti orang yang hilang arah. Hal itu disebabkan arus berita yang meriak itu menciptakan penduduk tidak bisa membedakan mana gosip yang valid dan mana yang tidak valid. Perlu sejumlah cara agar berita-innformasi tersebut tidak membuat masyarakat semakin resah. Mengklarifikasi setiap berita yang masuk, serta kritis dan pilih-pilih kepada sumber informasi yang ada adalah beberapa cara yang mampu dilaksanakan agar masyarkat tidak menjadi mirip orang yang hilang arah. Contoh 2 : Tingkah remaja di abad sekarang mirip layaknya kacang yang lupa akan kulitnya, di mana dewasa-akil balig cukup akal masa kini lebih cenderung menganut budaya barat dibanding budaya sendiri. Yang lebih parah, budaya barat yang dianut tersebut justru ialah budaya-budaya yang negatif, seperti narkoba, mambuk-mabukkan, dan sebagainya. Penyebab dari hal tersebut adalah sebab  kurangnya kemamampuan para dewasa dalam menyerap kebudayaan barat, serta kurangnya mereka dalam menyerap nilai-nilai tabiat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Menerapkan nilai budaya lokal dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari, mampu menjadi penyelesaian agar para akil balig cukup akal tidak mirip kacang yang lupa akan kulitnya. Contoh 3 : Semut di kejauhan kelihatan, sedangkan gajah di mata tidak nampak ialah peribahasa yang sangat cocok untuk mengumpamakan teladan komunikasi penduduk dikala ini. Bagaimana tidak, penduduk Indonesia dikala ini begitu sering mengobrol dengan orang lain yang letaknya lebih jauh secara geografis dibdaning berkomunikasi dengan orang yang ada di dekatnya. Hal itu dikarenakan menjamurnya media umum di periode kini ini yang memang mempunyai keunggulan dalam komunikaasi jarak jauh. Memang tidak salah berkomunikasi dengan orang lain yang ada di kejauhan, tetapi alangkah lebih bijak bila penduduk juga bisa melakukan komunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Dengan begitu, peribahasa semut di kejauhan kelihatan, sedangkangajah di mata tidak nampak pelahan akan meluntur dari penduduk . Contoh 4 : Budaya hidup bersahaja di zaman ini sekarang seperti suatu barang langka. Bagaimana tidak, penduduk di zaman kini telah mulai menjunjung tinggi budaya hidup glamor dan boros. Hal ini mampu dilihat dari banyaknya orang yang menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli sesuatu yang bahwasanya bukanlah kebutuhan khususnya. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan adanya pergeseran sosial budaya ini ialah alasannya adalah adanya westernisasi dan kedigdayaan teknologi yang justru melenakkan penduduk . Dengan demikian, budaya hidup bersahaja pun menjadi mirip sebuah barang langka. Padahal, udaya hidup bersahaja ialah salah satu budaya luhur negeri ini yang sudah dipraktikan oleh para leluhur maupun tokoh-tokoh nasional Indonesia pada zaman dulu. Contoh-contoh di atas hanya segelintir dari pola paragraf analogi perihal sosial budaya dalam bahasa Indonesia. Pembaca mampu mengembangkan dan mengkreasikan sendiri acuan paragraf analogi yang diinginkan. Semoga berguna dan bisa memperbesar wawasan pembaca sekalia dalam ranah bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon