Kamis, 23 Juli 2020

Pemahaman Dan Pola Penulisan Larik Puisi Soneta Serta Contohnya

Salah satu diantara macam-macam puisi gres menurut bentuknya ialah puisi soneta. Puisi ini sendiri merupakan puisi yang jumlah barisnya mesti sebanyak 14 buah. Dalam penulisannya, soneta memiliki sejumlah teladan khusus yang membagi 14 buah larik tersebut menjadi beberapa bab. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui apa saja teladan-acuan penulisan larik yang ada di dalam sebuah puisi soneta. Adapun teladan-pola yang dimaksud adalah sebagai berikut ini! 1. Pola 4-4-3-3 Pola ini ialah acuan soneta yang paling dasar dari suatu puisi soneta. Pola ini sendiri terdiri atas dua bait soneta yang masing-masing terdiri atas empat bair/larik, dan dua sisanya masing-masing harus berjumlah tiga baris. Untuk mengetahui lebih kasatmata bentuk contoh ini, pembaca mampu melihat teladan di bawah ini! Pagi-Pagi* Karya: M. Yamin Teja dan cerawat masih gemilang Memuramkan bintang mulia raya Menjadi padam pudar cahaya Timbul tenggelam berulang-ulang Fajar di timur datang menjelang Membawa permata ke atas dunia Seri-berseri sepantun mulia Berbagai warna, bersilang-silang Lambat laun serta berdandan Timbul matahari dengan pelahan Menyinari bumi dengan keindahan Segala bunga harumkan pandan Kembang terbuka, bagus gubahan Dibasahi embun, di titik dahan 2. Pola 4-4-4-2 Pola penulisan larik pada soneta yang kedua yaitu teladan 4-4-4-2. POla ini terdiri atas tiga bait awal yang masing-masing berisi empat larik, dan satu bait terakhir yang berisi dua bait. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada acuan di bawah ini! Sonet: Entah Sampai Kapan** Karya: Sapardi DJoko Damono entah sejak kapan kita nervous di antara frasa-frasa pongah di kain rentang berlubang-lubang sepanjang jala raya itu; kita berhimpitan di antara kata-kata garang yang desak-mendesak di kain rentang ditiup angin, yang diikat di antara batang pohon dan tiang listrik itu; kita tergencet di sela-sela. huruf-huruf kaku yang tindih-menindih di kain rentang yang berjuntai di perempatan jalan yang tanpa lampu lalu lintas itu. Telah sejak lama rupanya kita suka membayangkan diri kita bermetamorfosis kain rentang koyak-moyak itu, sebisanya bertahan kepada hujan, angin, panas, dan acuh taacuh. 3. Pola Satu Bait Empat Belas Larik Pola penulisan larik yang terdapat pada penulisan soneta adalah pola satu bait empat belas larik. Artinya, dalam pola ini, keempat belas larik puisi soneta dikumpulkan di dalam satu bait puisi. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah pola di bawah ini! Sonet: X*** Karya: Sapardi Djoko Damono siapa menggores di langit biru siapa meretas di awan lalu siapa mengkristal di kabut itu siapa mengertap di bunga layu siapa cerna di warna ungu siapa bernafas di detak waktu siapa berkelebat setiap kubuka pintu siapa mencair di bawah pandangku siapa terucap di celah kata-kataku siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku siapa datang menjemputku berburu siapa datang-datang menyibak cadarku siapa meledak dalam diriku : siapa Aku Demikianlah pembahasan mengenai beberapa teladan penulisan larik puisi soneta dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin memperbesar acuan soal soneta dan puisi, maka pembaca mampu membuka beberapa artikel berikut, ialah: acuan puisi baru stanza dan soneta, teladan puisi usang syair, acuan puisi lama mantra, teladan puisi kekinian mbeling, acuan puisi kontemporer multilingual, contoh puisi elegi, dan contoh puisi romance. Semoga berguna dan bisa menambah wawasan para pembaca sekalian. Terima kasih. *Contoh disadur dari artikel acuan puisi soneta. **idem **idem
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)