Senin, 13 Juli 2020

Pengertian Dan Teladan Puisi Fisikal, Platonik, Dan Metafisik

Pengertian dan Contoh Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisik. Menurut David Daiches yang dikutip dari laman anneahira.com, jenis-jenis puisi terbagi atas puisi fisikal, platonik, dan metafisik. Puisi fisikal yakni puisi yang berisi penggambaran suatu objek yang mampu dilihat, didengar, maupun dinikmati. Puisi jenis ini bisa didapatkan pada beberapa pola puisi deskriptif pendek, teladan puisi balada, dan pola puisi naratif. Sementara itu, puisi platonik yakni puisi yang bersifat spiritual atau lazimnya berisi istilah rasa cinta kepada Tuhan , sahabat, keluarga, dan juga kekasih. Jenis puisi ini sendiri mampu kita peroleh di dalam teladan puisi lirik ataupun acuan puisi romance. Puisi metafisikal yaitu puisi yang bersifat kontemplatif atau puisi yang mengajak pembacanya merenungkan diri, kehidupan, dan keagungan Sang Pencipta. Agar pembaca lebih mengetahui ketiga jenis puisi versi David Daiches tersebut, berikut ditampilkan beberapa teladan dari puisi fisikal, platonik, dan metafisik. 1. Contoh Puisi Fisikal Ibu di Atas Debu* Karya: WS Rendra Perempuan tua yang melamun teronggok di tanah berdebu. Wajahnya bagai sepadu tentara. Ibu! Ibu! Kenapa kau duduk di sini? Kenapa kau termangu? Apakah yang kamu tunggu? Jakartab menjadi lautan api. Mayat menjadi arang. Mayat hanyut di kali. Apakah kau tak tahu di mana sekarang putramu? Perempuan bau tanah yang terdiam sendiri sepi mengarungi waktu kenapa kau duduk di situ? Ibu! Ibu! Di mana rumahmu? Di mana rumahmu? ………………………………………….. 5 Juni 1998 Pesawat Mandala Jakarta-Ujung Pandang *Sumber: WS Rendra, Doa Untuk Anak Cucu, (Yogyakarta, Bentang:2016), hlm 22. 2. Contoh Puisi Platonik Aku Ingin* Karya: Sapardi Djoko Damono aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu terhadap api yang membuatnya debu saya mencintaimu dengan sederhana: dengan aba-aba yang tak sempat disampaikan awan terhadap hujan yang membuatnya tiada 1989 *Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, Jakarta, Gramedia:2015), hlm 105. Sajak-Sajak Kecil wacana Cinta* Karya: Sapardi Djoko Damono /1/ mengasihi angin harus menjadi siut mencontai air harus menjadi ricik menyayangi gunung mesti menjadi terjal mengasihi api harus menjadi jilat /2/ mencintai cakrawala harus menebas jarak /3/ menyayangi-Mu harus berkembang menjadi saya *Sumber: Sapardi Djoko Damono, Melipat Jarak, (Jakarta, Gramedia:2015), hlm 32. 3. Contoh Puisi Metafisik Asal Muasal Pelukan* Karya: Candra Malik Tuhan menciptakan insan dari daerah persembunyian-Nya di mana tidak ada siapa saja menyaksikan-Nya meramu lamun. Dari segenggam sunyi, dijadikan-Nya segumpal hati. Dari ramai cuma sekepal, dicipta-Nya sebongkah akal. tetapi Tuhan mirip sengaja membuat hati tidak sempurna. Dari dada yang menyimpan kalbu. direnggut-Nya tulang rusuk satu. Tuhan menyebut manusia yang terluka itu selaku laki-laki. Lalu dari luka itulah wanita dicipta bagai permata sanubari. Digegar oleh detak jantung laki-laki tak berpengaruh menanggun. Dari sinilah awal mula doa: “Tuhan, kami ingin bahagia.” ……………………………………… *Sumber: Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, (Yogyakarta, Bentang:2016), hlm 8. Demikianlah beberapa teladan puisi fisikal, platonik, dan metafisik dalam bahasa Indonesia yang diambil dari berbagai sumber. Jika pembaca ingin menyaksikan beberapa acuan puisi lainnya, pembaca mampu melihat postingan teladan puisi singkat, teladan puisi 3 bait wacana Ibu, pola puisi 3 bait perihal sobat, acuan puisi 3 bait wacana alam, contoh puisi dramatik, dan contoh puisi epik. Adapun pembahasan kali ini dicukupkan saja hingga di sini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah puisi terutama, maupun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon