Jumat, 10 Juli 2020

Pemahaman Dan Teladan Puisi Lirik

Pengertian dan Contoh Puisi Lirik. Beberapa teladan dari jenis-jenis puisi telah dihidangkan di artikel-artikel sebelumnya. Adapun artikel-postingan yang dimaksud tersebut antara lain contoh puisi naratif, acuan puisi ode, acuan puisi epigram, pola puisi himne, pola puisi romance, teladan puisi balada, dan pola puisi elegi. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan beberapa contoh dari sebuah jenis puisi tertentu, di mana jenis puisi yang dimaksud yaitu puisi lirik. Puisi lirik atau puisi liris yakni puisi yang berisi ungkapan perasaan yang ditulis dalam bentuk larik-larik atau baris-baris. Adapun contoh dari puisi lirik atau puisi liris tersebut yaitu sebagai berikut. Contoh 1: Narcissus¹ Karya: Sapardi Djoko Damono seperti juga saya: namamu siapa, bukan? pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam tetapi jangan saja kita bercinta jangan saja saya mencapaimu dan kamu padaku berkembang menjadi atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun dan jatuh di telaga: panndangmu berpendar, bukan? cemaskah aku kalau nanti air hening kembali? cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi? 1971 ¹Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni (Jakarta, Gramedia:2015) , hlm 57. Contoh 2: Cinta yang Tenang² Karya: Candra Malik Cinta kita tak berkobar-kobar, kita api yang hening. Rindu kita tak lantas membakar, kita api yang damai. Lembut tapi menghangatkan, kecil namun dipertahankan, redup tapi melegakan, pelita bagi kegelapan. Cinta dan rindu, kamu dan saya: dua yang telah menjadi satu. Cinta dan rindu, kamu dan saya: bukan bara yang menjadi bubuk. Bandung, 12 Februari 2015 ²Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, (Yogyakarta, Bentang Pustaka:2016), hlm 5. Contoh 3: Kakawin Kawin³ Karya: WS Rendra Aku datang. Aku datang kepadamu. Dengan pakian pengantin. Kujemput kau ke rumahmu dan ku bawa ke gereja. Aku tiba. Aku tiba kepadamu. Ku baca ke langit beledu. Fajar pertama kamu perempuan kusingkap padamu dengan perkasa. Maka hujan pun turun karena huja adalah rahmat da rahmat adalah bagi pengantin. Angin jantan yang deras menggosoki sekujur tubuh bumi menyapu segala nasib yang malang. Pohon-pohonan membungkuk segala membungkuk bagi rahmat dan rahmat hari ini yaitu bagi pengantin. Aku tiba. Aku datang padamu. Dan hujan membersihkan jalanan. Kuketuk pintu rumahmu dan rahmat penuhdalam tanganku. Kau gemetar menungguku dengan baju pengantin hijau dan sanggulmu penuh bunga. Permata-permata yang gemerlapan di tubuhmu bagai hatimu yang berdebar-debar gemerlapan menanti kedatanganku. ³WS Rendra, Empat Kumpulan Sajak, (Bandung, Pustaka Jaya:2016), hlm40-41. Contoh 4: Berjalan di Waktu Malam yang Dingin Berjalan di waktu malam yang cuek Tanpa sehelai pakaian hangat Adalah aku di ketika ini Angin malam terasa menusuk kulitku Gigil tak tertahankan Dingin Dan juga ngilu serentak Bersamaan dengan hambar dan ngilu yang kurasa Aku melangkah Dan akan terus melangkah Meski kulit ini pun mati rasa Sampai berjumpa nanti perapian Sampai bertemunanti kehangatan Demikianlah beberapa teladan puisi lirik dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengenali beberapa contoh lainnya, pembaca mampu membuka postingan contoh puisi 3 bait tentang Ibu, acuan puisi 3 bait wacana teman, acuan puisi 3 bait wacana alam, contoh puisi 3 bait perihal guru, dan contoh puisi 3 bait wacana hero. Adapun pembahasan kali ini dicukupkan saja sampai di sini. Semoga berfaedah dan bisa menambah wawasan pembaca sekalian, baik itu dalam ranah puisi khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com


EmoticonEmoticon