Makna Kata Denotasi Dan Konotasi Dan Contohnya Dalam Kalimat

Contoh Makna Denotasi dan Konotasi dalam Kalimat bahasa Indonesia. Makna denotasi dan konotasi yaitu dua diantara jenis-jenis makna kata ada yang ada. Makna denotasi ialah makna sesungguhnya dari sebuah kata, sedangkan makna konotasi ialah makna kiaas atau tidak bahu-membahu yang terkandung dalam sebuah kata. Agar kita lebih mengerti kedua makna kata itu, berikut ditampilkan beberapa acuan keduanya yang ditampilkan dalam format kalimat sebagaimana yang tertera di bawah ini! 1. Makna Denotasi Kambing Pak Hadi yang akan disembelih yaitu kambing hitam yang memiliki kualitas yang bagus. Tadi siang, saya memakan hati ayam di rumah makan itu. Kemarin, aku melihatnya menggunakan kemeja tangan panjang. Saat bermain badminton, ajun Andri tiba-tiba terkilir. Peternakan itu ialah peternakan sapi perah yang pernah ada. Bau kencur dari kuliner itu begitu pekat tercium hidung. Cuci tanganlah dulu sebelum menyantap kuliner. Ibu berbelanja benang merah dari toko itu. Setelah akhir bersantap siang bareng di pinggir danau, kami pun lantas menggulung tikar yang kami bawa itu. Ibu guru berujar bahwa kami mesti mengangkat tangan kami jikalau ada hal yang mau ditanyakan soal mata pelajaran tersebut. Entah sejak kapan tulang punggungku terasa begitu sakit. Wahana paralayang itu sungguh fantastis dikala diterbangkan ke angkasa, sehingga aku pun menjadi lupa daratan risikonya. Meja hijau itu ialah meja mencar ilmu Faris yang diberi cat berwarna hijau. 2. Makna Konotasi Pria itu dituduh sebagai kambing hitam pada perkara tersebut. (kambing hitam: orang yang dianggap bersalah) Sikapnya kepadaku membuat aku makan hati risikonya. (makan hati: dongkol, kecewa) Si tangan panjang itu berhasil ditangkap dan dibawa langsung ke kantor polisi. (tangan panjang: pencuri) Pria itu ialah ajudan dari pak direktur. (tangan kanan: orang kepercayaan) Para buruh merasa bahwa perusahaan tempat mereka bekerja cuma menimbulkan mereka selaku ssapi perah belaka. (sapi perah: orang yang dimanfaatkan oleh orang lain demi suatu laba) Di perusahaan itu, saya hanyalah anak bau kencur belaka. (anak amis kencur: anak baru, orang yang belum terlatih) Terkait persoalan tersebut, pihak perusahaan justru malah bersikap basuh tangan. (cuci tangan: tidak mau peduli dan bertanggung jawab atas sebuah urusan) Film itu terasa kurang mempesona alasannya adalah benang merah antara satu adegan ke lain adegannya sangatlah tidak padu. (benang merah: kekerabatan) Karena masalah ekonomi, perusahaan itu pun mesti rela bangkrut. (bangkrut: bangkrut) Aku tidak akan angkat tangan sebelum cita-citaku itu menjadi kenyataan. (basuh tangan: mengalah) Sejak suaminya meningal, Bu Ningsih otomatis menjadi tulang punggung bagi ketiga anaknya. (tulang punggung: rujukan bagi orang lain) Kesuksesan instan yang beliau dapatkan membuat dirinya menjadi lupa daratan. (lupa daratan: arogan; lupa diri) Kasus sengketa tanah itu telah dibawa ke meja hijau. (meja hijau: pengadilan) Itulah beberapa acuan makna denotasi dan konotasi dalam kalimat bahasa Indonesia. Jika ingin memperbesar referensi soal makna kata, pembaca mampu membuka beberapa postingan berikut, yakni: makna tematik dan contohnya, contoh makna lokusi, teladan makna ilokusi, contoh makna perlokusi, makna idiomatik dan misalnya, serta makna kontekstual dan misalnya. Semoga berfaedah dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu tentang makna kata utamanya, mau pun bahasa Indonesia kebanyakan. Sekian dan juga terima kasih banyak.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com