Pergantian Makna Perkumpulan Beserta Misalnya

Contoh Perubahan Makna Asosiasi dalam Bahasa Indonesia' Beberapa contoh pergantian makna dari jenis-jenis pergeseran makna telah ditampilkan di beberapa postingan yang lalu. Adapun artikel-postingan tersebut antara lain contoh perubahaan makna ameliorasi, contoh pergantian makna peyorasi, dan pola pergantian makna sinestesia. Artikel ini pun juga akan menampilkan pola-pola pergeseran makna dari salah satu jenis pergantian makna, yakni makna perkumpulan. Makna asosiasi ialah suatu perumpamaan yang dijadikan ungkapan istilah lain alasannya istilah tersebut mempunyai kemiripan sifat dengan istilah yang diperumpamakannya. Adapun beberapa pola pergeseran makna perkumpulan yang dimaksud adalah selaku berikut! 1. Amplop Sebagaimana kita tahu, bahwa kata ini diartikan sebagai alat untuk menyimpan surat ataupun uang yang hendak dikirim. Namun, sehabis makna kata ini mengalami pergantian asosiasi, maka kata ini pun mempunyai makna baru, yaitu uang sogokan. Adapun penyebab dijadikannya amplop sebagai perkumpulan dari duit sogokan yaitu alasannya uang sogokan acap kali diberikan dalam sebuah amplop. Untuk lebih memahami pergantian makna perkumpulan ini, berikut ditampilkan dua teladan kalimat yang menandakan proses perubahan perkumpulan tersebut. Surat itu telah beliau masukkan ke dalam amplop. (kata amplop pada kalimat ini masih belum mengalami perubahan makna perkumpulan) Pejabat itu ditangkap polisi sebab sudah terbukti menerima amplop dari pejabat lain. (kata amplop pada kalimat ini telah mengalami pergantian makna asosiasi) 2. Kursi Kata selanjutnya yang dapat mengalami perubahan makna asosiasi adalah kata dingklik. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa kata ini mempunyai makna asli sebuah daerah untuk duduk. Namun, sesudah diasosiasi, kata kursi pun mempunyai makna baru, adalah jabatan. Adapun sebab pengasosiasian kursi dengan jabatan ialah sebab jabatan mempunyai sifat yang serupa dengan bangku, yakni sama-sama bisa diduduki oleh siapa pun. Seperti halnya pada acuan pertama, pada teladan ini juga akan memperlihatkan beberapa acuan lagi berupa kalimat yang mengandung kata bangku, baik itu sebelum diasosiasikan maupun sehabis diasosiasikan. Adapun teladan-contoh tersebut adalah: Adik tengah duduk di dingklik ruang tenga. (sebelum mengalami pergantian makna perkumpulan) Para pejabat masih saja berbeut kursi di pemerintahan. (setelah mengalami perubahan makna perkumpulan) 3. Benalu Contoh kata yang mampu mengalami proses asosiasi yang terakhir ialah kata benalu. Makna asli kata ini yaitu nama suatu flora yang melekat dan mengisap saripati tanaman inangnya. Setelah diasosiasi, kata ini pun memiliki makna yang gres, yakni pengganggu. Adapun aspek yang membuat kata benalu diasosiasikan pengganggu adalah alasannya kedua kata ini sama-sama mempunyai sifat yang sama, yakni sama-sama mengganggu dan merugikan lingkungan sekitarnya. Seperti pada acuan-contoh sebelumnya, teladan ini juga akan menampilkan acuan lagi yang berupa dua buah kalimat yang mengandung kata parasit, baik yang sebelum diasosiasi mau pun sehabis diasosiasi. Contoh-pola tersebut ialah: Benalu itu sudah mengisap saripati pohon yang dihinggapinya. (sebelum mengalami pergantian makna perkumpulan) Aku tidak mengira bahwa selama ini beliau telah menjadi parasit diantara aku dan sobat-sahabatku. (sesudah mengalami perubahan makna asosiasi) Demikianlah beberapa contoh pergeseran makna perkumpulan dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa teladan makna kata perkumpulan lainnya, pembaca bisa membuka artikel pola makna perkumpulan, serta postingan teladan makna sinestesia dan asosiasi. Semoga berguna dan mampu memperbesar wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu perihal makna perkumpulan mau pun bahasa Indonesia. Terima kasih.
Sumber https://e-the-l.blogspot.com